Laporkan Masalah

Pusat Konservasi dan Eduwisata Penyu di Pantai Trisik dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi

AFRITA FARIDATUN N, Ardhya Nareswari, ST., MT.Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia merupakan negara dengan bentang alam yang luas dan luar biasa indah, mulai dari daratan hingga perairannya. Perairan Indonesia merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati laut. Sekarang ini, keanekaragaman hayati tersebut semakin berkurang dan keberadaannya terancam punah, baik oleh faktor alam maupun oleh faktor kegiatan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung telah membahayakan populasi hayati. Salah satunya adalah penyu yang keberadaanya saat ini semakin sedikit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga kelestarian penyu, salah satunya adalah dengan mendirikan Pusat Konservasi Penyu. Sekarang ini, Pusat Konservasi Penyu di Indonesia masih banyak yang hanya sebatas konservasi belum ada edukasi didalamnya. Kegiatan edukasi dapat mendukung fungsi Pusat Konservasi Penyu dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk membangkitkan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati. Edukasi dalam Konservasi penyu yang terintegrasi dengan aktivitas pariwisata merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjalankan kegiatan konservasi, dimana wisatawan dapat berwisata sambil belajar mengenai pentingnya menjaga kelestarian penyu. Pantai Trisik sebagai tapak terpilih merupakan salah satu destinasi wisata di Kulon Progo yang memiliki pantai peneluran alami bagi penyu. Pendekatan desain yang digunakan dalam perancangan adalah Arsitektur Ekologi, mengingat pendekatan ini sangat erat kaitannya dengan alam dan makhluk hidup. Dengan melakukan integrasi antara alam dan bangunan, dimana menjadikan elemen alam sebagai bagian dari perancangan serta sebisa mungkin menyesuaikan dengan kondisi eksisting dan meminimalisir perubahan pada kondisi eksisting yang ada.

Indonesia is a country with vast and extraordinarily beautiful landscapes, starting from the mainland to the waters. Indonesian waters are home to marine biodiversity. At present, the biodiversity is increasingly reduced and its existence is threatened with extinction, both by natural factors and by human activity factors that directly or indirectly have endangered the biological population. One of them is the sea turtle whose existence is currently less. Various attempts have been made to preserve sea turtles, one of which is by establishing a Turtle Conservation Center. At present, there are still many Turtle Conservation Centers in Indonesia which are limited to conservation, and there is no education therein. Educational activities can support the function of the Turtle Conservation Center in providing understanding to the community to raise awareness and concern for the importance of protecting and preserving biodiversity. Education in turtle conservation that is integrated with tourism activities is an effective way of carrying out conservation activities, where tourists can travel while learning about the importance of preserving turtles. Trisik Beach as the chosen site is one of the tourist destinations in Kulon Progo which has a natural spawning beach for sea turtles. The design approach used in design is Ecological Architecture, considering that this approach is very closely related to nature and living things. By integrating nature and buildings, which makes natural elements as part of the design and as much as possible adjust to existing conditions and minimize changes to existing conditions.

Kata Kunci : Penyu, Konservasi, Eduwisata, Arsitektur Ekologi

  1. S1-2020-394829-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394829-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394829-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394829-title.pdf