"BLI BONDER": DINAMIKA KOLEKTIVITAS PANGAN PADA ANDELSLANDBRUK DI VEST-AGDER, NORWEGIA

WENING LASTRI, Dr. Gabriel Roosmargo Lono Lastoro Simatupang, M. A., Ph. D.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Berkembangnya rasa ketidakpercayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem pangan berbasis industri, pasar, dan sistem monopolistik mendorong tumbuhnya inisiatif dan gerakan alternatif tentang pangan. Inisiatif dan gerakan ini beraspirasi untuk melepaskan diri dari ketergantungan akan pasar dalam hal menyalurkan dan mengakses bahan pangan, salah satunya dengan membentuk skema yang mempertemukan petani dan peternak sebagai produsen dengan masyarakat sebagai konsumen. Di Vest-Agder, Norwegia bagian selatan, berawal dari tahun 2016 sekelompok warga bekerjasama untuk menginisiasi sebuah kolektif pangan yang dikenal dengan nama andelslandbruk. Kolektif pangan ini membuka ruang baru bagi petani, peternak, dan masyarakat kelas konsumen untuk memproduksi bahan pangan di lahan yang dikelola bersama; tetapi dengan sistem keanggotaan dan penanaman modal (andels). Sebagai sebuah kolektif, andelslandbruk seolah hadir untuk menjawab aspirasi akan sistem pangan rantai pendek dan mandiri pangan di wilayah yang notabene tidak menjadi tonggak pangan Norwegia. Pada realitanya, aspirasi dan kolektivitas justru menjadi sumber dilema baru bagi pihak-pihak yang terlibat dalam skema andelslandbruk. Gagasan dan pencurahan kerja kolektif belum mampu mengartikulasikan kebutuhan akan skema produksi pangan yang inklusif. Sebagai sebuah alternatif, andelslandbruk hadir untuk mengupayakan redefinisi relasi dalam sistem pangan dengan basis penggerak individu, tetapi tetap berada pada lingkup terbatas.

The growing distrust from a group of people towards the industrial, market-based and monopolistic food system has driven the rise of alternative food initiative and movement. These drives aspire to cut their dependence of the market role on distributing and accessing the food, one done by developing a new scheme where the farmer as food producers could reach their consumers directly and in the shortest distance. In Vest-Agder, the southern part of Norway, a group of citizens initiated a food collective known as andelslandbruk on the early of 2016. This collective creates a new space where the farmers and consumer-class citizens can co-produce food at a joint-managed land through membership and investment (andels). As a collective, andelslandbruk seems to be the most suitable response on perceiving their aims of short-chained and subsistence-oriented food systems; especially at the area which never is a milestone of the Norwegian food provisioning. However, in reality, the new aspirations have become the sources of the occurring dilemma to the member involved in one andelslandbruk. The notion and collective outpouring of farm-related works have not been able to articulate the need for a comprehensive food-provisioning scheme. As an alternative, andelslandbruk strives to redefine the relation in the food system on an individual basis but remains in a limited scope.

Kata Kunci : andelslandbruk, kerjasama petani-konsumen, skema pangan alternatif, mandiri pangan, aktivisme individu, kolektivitas, dinamika