Respon Sekolah dalam Menghadapi Kebijakan PPDB Berbasis Zonasi di Kota Yogyakarta (Studi Komparasi SMA N 3 Yogyakarta dan SMA N 10 Yogyakarta)

MUHAMMAD NURSAFIQ, Dr. Ratminto, M.Pol.Admin

2020 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Melalui Permendikbud No 17 tahun 2017 sistem PPDB berbasis zonasi mulai diterapkan di Indonesia. PPDB berbasis zonasi adalah kebijakan yang mewajibkan sekolah untuk menerima siswa yang berdomisili dekat dengan sekolah. Kebijakan ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan di Indonesia. Namun, dalam pelaksanannya kebijakan ini menimbulkan beragam respon di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan respon sekolah terhadap implementasi PPDB berbasis zonasi di SMAN 3 Yogyakarta dan SMAN 10 Yogyakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhi respon tersebut. SMA tersebut diambil sebagai subjek dengan pertimbangan SMA dengan rata- rata nilai UN tertinggi dan terendah di Kota Yogyakarta. Penelitan ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi komparasi. Konsep respon terdiri dari tiga aspek yaitu persepsi (pengetahuan & penilaian), sikap (kognitif, afektif & konatif), dan tindakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih banyak perbedaan kedua sekolah dalam merespon kebijakan zonasi dibandingkan persamaannya. Persamaan mereka dalam merespon zonasi dapat dilihat dari sisi pengetahuan kedua sekolah terhadap zonasi yang cukup mendalam dan kepatuhan (konatif) mereka terhadap pemerintah untuk melaksanakan zonasi tanpa tindakan resistensi. Sedangkan perbedaannya adalah pada sisi penilaian (persepsi), kognitif & afektif (sikap) serta tindakan. Terdapat dua faktor yang menentukan respon dari sekolah terhadap kebijakan zonasi. Faktor pertama adalah sisi historis sekolah dan faktor kedua adalah relasi kuasa sekolah dan negara dimana negara memposisikan diri sebagai pemilik sumber daya dan sekolah sebagai pihak yang bergantung.

Abstract Through Permendikbud No 17 in 2017 admission system based on zoning policy had been implemented in Indonesia. Student admission by zoning is a policy which obliges the schools to accept students whom their domicile is near the school. This policy aims to distribute education equally in Indonesia. However, within its implementation this policy created various public responses. This research aims to analyze and compare the respond of the schools toward the implementation of school admission policy by zoning at SMAN 3 Yogyakarta and SMAN 10 Yogyakarta along with the factors which influence their respond. That object was taken into consideration as a subject because they have the highest and lowest average score of the National exam in Yogyakarta. This study is qualitative research using comparative study approach. The concept of its response consists of three aspects namely perception (knowledge & assessment), attitude (cognitive, affective & conative) and action. The result of the study shows that the differences between those two schools� responses are higher than their similarities. Their similarities in giving respond to zoning policy can be drawn from their deep understanding of zoning policy and their obedience (conative) for the government in order to implement zoning without any act of resistance. Whereas its differences are in the aspect of assessment (perception), cognitive & affective (attitude), and also the action. There are two factors that determine the response of the schools toward zoning policy. The first factor is the historical aspect of the school and the second factor is the government-school power relationship where the government positions itself as the owner of resources and the schools are the party in need.

Kata Kunci : zoning system, education, public policy, responses