Laporkan Masalah

Inovasi Kelembagaan Program Jaminan Pangan Masyarakat (Japangmas) sebagai Pendorong Kemandirian Pangan di Dusun Samben (Studi Implementasi Program Binaan CSR PT. Pertamina (Persero) TBBM Rewulu Yogyakarta di Dusun Samben, Desa Argomulyo)

FILIPI AYINNOEL C, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si.

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Japangmas merupakan program binaan CSR PT. Pertamina (Persero) TBBM Rewulu di Dusun Samben, Desa Argomulyo. Tujuan program Japangmas adalah mendorong kemandirian pangan di Dusun Samben dengan mempertemukan langsung petani sebagai produsen pangan dengan masyarakat sebagai konsumen pangan. Japangmas merupakan salah satu program unggulan tahun 2018 karena sejumlah inovasi yang dikembangkan dalam pelaksanaannya. Penerapan inovasi dalam program Japangmas dijalankan dengan melembagakan inovasi ke dalam bentuk pengelolaan program Japangmas, yang kemudian membentuk inovasi kelembagaan. Diharapkan dengan tercapainya kemandirian pangan, akses pangan bagi masyarakat dapat meningkat sehingga menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Untuk menganalisis model inovasi kelembagaan Japangmas, peneliti menggunakan konsep inovasi dari Rogers dan konsep inovasi kelembagaan dari Johannessen, sementara untuk menganalisis capaian kemandirian pangan peneliti menggunakan konsep ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Pada bagian terakhir, peneliti menggunakan konsep kesejahteraan untuk menganalisis peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program Japangmas. Jenis penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif yang dapat mendeskripsikan model inovasi kelembagaan program Japangmas serta capaian Japangmas dalam kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Samben yang terlibat dalam program Japangmas. Teknik penentuan informan yang digunakan peneliti adalah teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan di antaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan mereduksi data. Peneliti menguji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Kelembagaan kelompok Japangmas dijalankan oleh masyarakat yang berperan sebagai pengurus dan anggota. Sementara itu peran Japangmas dapat dilihat dari fungsinya sebagai perantara atau broker antara petani dengan masyarakat di Dusun Samben sehingga dapat memotong rantai distribusi pangan. Bentuk inovasi kelembagaan Japangmas yang menjadi media untuk mendorong kemandirian pangan di Dusun Samben merupakan bentuk inovasi sosial. Capaian kemandirian pangan melalui Japangmas saat ini baru mencapai 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dan manfaat program Japangmas belum terdistribusi secara merata bagi seluruh masyarakat di Dusun Samben. Kendati demikian, Japangmas berhasil menyediakan akses pangan bagi anggotanya yang dapat dijangkau dari segi harga dan jarak. Masyarakat Dusun Samben telah menikmati hasil dari program Japangmas berupa tambahan pemasukan bagi anggota dari selisih harga di Japangmas dan pembagian SHU.

Japangmas is a CSR program underpinned by PT. Pertamina (Persero) TBBM Rewulu in Dusun Samben, Desa Argomulyo. The objective of Japangmas program is to encourage food resilience in Dusun Samben by bringing farmers as food producers together with the community as food consumers. Japangmas was one of the leading programs in 2018 due to innovations developed in its implementation. Innovation in Japangmas program was applied by institutionalizing the innovations in the form of Japangmas management, which forms institutional innovation. Expectedly by its achievement to food resilience, there would increase the food access for community to support the fulfillment of community needs and affect to the welfare improvement. To analyze the Japangmas institutional innovation model, researcher used the concept of innovation from Rogers and institutional innovation from Johannessen, while to analyze the achievement of food resilience researcher used the concept of food security and food sovereignty. On last, researcher used the concept of welfare to analyze the improvement of people's welfare through Japangmas program. The research is a qualitative-descriptive type to describe the institutional innovation model of Japangmas program as well as Japangmas achievement to food resilience and people's welfare improvement. The unit of analysis is the community of Dusun Samben involved in Japangmas program. The informant determination techniques were purposive and snowball sampling techniques. The data collection techniques included observation, interviews, and documentation. The obtained data was then analyzed by reducing the data, and its validity was examined using triangulation method. The Japangmas group institutionality is run by the community as administrators and members. Japangmas' role is shown in its function as a broker between farmers and the community in Dusun Samben to cut off the chain of food distribution. The form of Japangmas institutional innovation is a social innovation as the media to encourage food resilience in Dusun Samben. Japangmas achievement to food independence currently only reaches 30 percent. This shows that the results and benefits of Japangmas program have not been evenly distributed yet to all people in Dusun Samben. Nevertheless, Japangmas has succeeded in providing food access for its members in terms of price and distance. The people of Dusun Samben enjoyed the results of Japangmas program in the form of additional income for members from the price difference in Japangmas and SHU granting.

Kata Kunci : Japangmas, Inovasi Kelembagaan, Kemandirian dan Akses Pangan, Kesejahteraan

  1. S1-2020-399366-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399366-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399366-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399366-title.pdf