Laporkan Masalah

COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN WAHANA WISATA PENDIDIKAN DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

LUQMAN ABDUL MALIK, Dr. Phil Gabriel Lele, S.I.P., M.Si

2020 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Penelitian ini akan menjelaskan praktik dan analisis collaborative governance di Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar Yogyakarta adalah sebuah science centre yang beralamat di Jl. Panembahan Senopati No. 1-3, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakara yang menjadi salah satu tujuan utama wisata pendidikan di Kota Yogyakarta. Sebagai lembaga pemerintah yang berada di bawah Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Pintar cukup berhasil melakukan berbagai kolaborasi lintas sektor dalam menjalankan pelayanannya, dan salah satunya adalah kolaborasi antara Taman Pintar Yogyakarta dan Pusat Kajian LKFT UGM dalam pengadaan alat pendukung Program Taman Pintar Integrated Eco Management. Menurut O'leary dan Vij (2012) kolaborasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan sehingga dia menyarankan untuk tidak melakukan kolaborasi apabila memungkinkan. Di sisi lain menurut Um dan Kim (2019) dan Torfing (2019) terdapat banyak manfaat positif yang bisa didapatkan dari kolaborasi seperti meningkatkan kinerja, mengurangi biaya transaksi, dan dapat memacu inovasi di sektor publik. Sehingga menjadi menarik untuk meneliti bagaimana Taman Pintar Yogyakarta bisa melakukan kolaborasi. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan penelitian: 1) Bagaimana praktik collaborative governance di Taman Pintar Yogyakarta? Dan 2) Faktor apa saja yang menentukan keberhasilan dan/ atau kegagalan dalam collaborative governance di Taman Pintar Yogyakarta? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerja sama antara Taman Pintar Yogyakarta dan Pusat Kajian LKFT UGM telah berhasil mencapai tujuannya dan telah menerapkan prinsip-prinsip collborative governance (Ansell dan Gash, 2007; O'leary dan Vij, 2012; Emerson, Nabatchi, dan Balogh, 2011). Kemudian, keberhasilan kolaborasi ini ditentukan oleh beberapa faktor meliputi: a) konteks sistem di mana kolaborasi ini berada memungkinkan untuk melakukan kolaborasi, b) terdapat beberapa faktor-faktor yang mendorong terbentuknya kolaborasi. Setelah terbentuk, untuk mencapai tujuan bersama, c) partisipan berhasil membentuk keterlibatan berprinsip untuk menentukan arah kolaborasi, d) menjaga jalannya kolaborasi melalui motivasi bersama, dan e) didukung kapasitas untuk aksi bersama.

This research will explain the practice and analysis of collaborative governance in Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar Yogyakarta is a science center located at Jl. Panembahan Senopati No. 1-3, Yogyakarta City, Yogyakarta Special Region which is one of the main educational tourism destinations in Yogyakarta City. As a government agency under Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Pintar is quite successful in conducting various cross-sector collaboration in carrying out its services, and one of them is collaboration between Taman Pintar Yogyakarta and Pusat Kajian LKFT UGM in the procurement of supporting tools for the Program Taman Pintar Integrated Eco Management. According to O'leary and Vij (2012) collaboration is not an easy thing to do so he suggested not to collaborate if possible. On the other hand according to Um and Kim (2019) and Torfing (2019) there are many positive benefits that can be obtained from collaboration such as improving performance, reducing transaction costs, and can spur innovation in the public sector. So it becomes interesting to examine how Taman Pintar Yogyakarta can collaborate. To find this out, this study seeks to answer two research questions: 1) What is the practice of collaborative governance in Taman Pintar Yogyakarta? And 2) What factors determine success and / or failure in collaborative governance in Taman Pintar Yogyakarta? This research uses a qualitative method with a case study approach. The results of this study indicate that the collaboration between Taman Pintar Yogyakarta and Pusat Kajian LKFT UGM has succeeded in achieving its objectives and has applied the principles of collborative governance (Ansell and Gash, 2007; O'leary and Vij, 2012; Emerson, Nabatchi, and Balogh , 2011). Then, the success of this collaboration is determined by several factors including: a) the context of the system in which the collaboration is located allows for collaboration, b) there are several factors that encourage the formation of collaboration. Once formed, to achieve a common goal, c) participants succeed in forming principled engagement to determine the direction of collaboration, d) maintaining the course of collaboration through shared motivation, and e) supported capacity for joint action.

Kata Kunci : Taman Pintar Yogyakarta, Pusat Kajian LKFT UGM, Taman Pintar Integrated Eco Management, Collaborative Governance.

  1. S1-2020-399233-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399233-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399233-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399233-title.pdf