KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN TRAUMA KIMIA PADA MATA DI RSUP DR. SARDJITO
M DICKY HERTANTO, Dr. dr Agus Supartoto, Sp.M(K) ; dr. Indra Tri Mahayana, Ph.D, Sp.M
2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Trauma kimia pada mata merupakan salah satu kedaruratan oftalmologi yang dapat berdampak cidera pada mata, baik ringan, sedang maupun berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpapar bahan kimia, baik asam maupun alkali yang dapat merusak struktur maupun fungsi mata. Tingkat keparahan trauma berkaitan dengan jenis, volume, konsentrasi dan onset trauma dari zat kimia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan trauma kimia pada mata di RSUP Dr. Sardjito, Yogykarta, Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif cross sectional. Pengambilan data dilakukan di RSUP Dr. Sardjito dengan menggunakan data rekam medis pasien dalam kurun waktu Januari 2014 hingga Mei 2019. Kemudian, 21 data rekam medis terpilih dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Chi-Square. Nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik. Hasil utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien dan hasil sekunder pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan tajam penglihatan pada pasien. Hasil : Insidensi trauma kimia mata banyak terjadi pada pria dengan rentang usia produktif 21-30 tahun sebesar 43%. Insidensi trauma kimia pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia asam dan basa masing-masing sebesar 47,6% . Onset trauma kimia pada mata banyak terjadi < 6 jam sebelum dibawa ke rumah sakit (71,3 %). Manifestasi klinis yang disebabkan oleh trauma kimia pada mata yang terbanyak adalah hiperemis pada konjungtiva (76,2%) dan penurunan tajam penglihatan (66,7%). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada tajam penglihatan saat pertama kali datang dengan bahan kimia penyebab trauma (p=0,423). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada tajam penglihatan saat pertama kali datang dengan onset trauma (p=0,610). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada jenis kelamin dengan bahan kimia penyebab trauma (p=0,521). Kesimpulan: Manifestasi klinis pada pasien dengan trauma kimia pada mata dipengaruhi oleh jenis bahan kimia, onset trauma dan lateralisasi. Manifestasi klinis yang paling banyak ditemukan pada pasien dengan trauma kimia pada mata di RSUP Dr. Sardjito adalah hiperemis pada konjungtiva dan kerusakan tajam penglihatan. Tidak ada perbedaan bermakna pada tajam penglihatan dengan onset trauma dan jenis bahan kimia. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jenis kelamin dengan bahan kimia penyebab trauma.
Background: Chemical ocular burn is one of the ophthlamic emergencies that causing injury to the eyes and also lead to loss of vision. It is an injury of the eye ball caused by chemicals, acid or alkali that lead to a damage of eye structures and functions. Its prognosis influenced by type of chemicals, volume, concentration and onset of trauma. Objective: This study aimed to identify the characteristics of patients with chemical ocular burn in RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia. Method: This was descriptive analytical study with cross sectional design. All data were reviewed from medical records in RSUP Dr. Sardjito on the period of January 2014 to May 2019. Twenty one medical records were analyzed with descriptive analytic tests using Mann-Whitney test and Chi-Square test. A p-value less than 0,05 is applied to each statistical test as significant. The main outcome of this study is to identify the clinical manifestation of patients and the secondary outcome of this study is to identify the visual impairment of patients. Result: Chemical ocular burn cases mostly happened to male patients aged from 21 to 30 in the amount of 43%. The incidence of chemical ocular burn caused by both acid and alkali has the same numbers, 47,6%. The onset of trauma mostly happened under 6 hours before entering the hospital (71,3%). The most common clinical manifestation found were conjungtival hyperemia (76,2%) and visual acuity impairment (66,7%). There was no significant difference between visual acuity and type of chemicals causing trauma (p=0,423). There was no significant difference between visual acuity while entering the hospital and onset of trauma (p=0,610). There was no significant difference between sex and type of chemicals causing trauma (p=0,521). Conclusion: The clinical manifestion of patients with chemical ocular burn was influenced by type of chemicals, onset of trauma and location of injury. The most common clinical manifestation found were conjungtival hyperemia and visual acuity impairment. There was no significant difference between visual acuity while entering the hospital , onset of trauma and type of chemicals causing trauma. There was no significant difference between sex and type of chemicals causing trauma.
Kata Kunci : Kata kunci : Trauma , mata, karakteristik, bahan kimia, asam, basa