Laporkan Masalah

MENJADI PEKERJA MIGRAN: PERSEPSI, PROYEKSI DAN TANTANGAN PEMUDA DESA

NISTIARISA ANGELINA, Dr. M. Falikul Isbah, G.D.Soc., M.A.

2020 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Penelitian ini menganalisis persepsi, proyeksi dan tantangan yang dihadapi oleh para pemuda desa yang memilih menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di masa transisi. Data dalam penelitian ini diambil dari serangkaian riset lapangan di Desa Purwosari dan Lembah Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan metode life history. Data dari lapangan menunjukkan bahwa (1) persepsi dan proyeksi pemuda desa yang memilih bekerja sebagai PMI adalah terkait hubungan keluarga dan pernikahan, menginginkan pekerjaan dengan gaji tinggi, meningkatkan standar hidup sesuai kelas sosial yang diharapkan, memberikan rasa aman akan jaminan stabilitas dan keamanan finansial masa depan, serta meraih kesuksesan secara ekonomi dan sosial, (2) tantangan yang dihadapi adalah nilai tawar kualifikasi pendidikan yang tidak dapat menjamin mereka di dunia kerja dan beratnya kembali ke sektor pertanian. Bekerja sebagai PMI tidak lepas dari faktor ekternal berkaitan dengan konteks sosial, ekonomi, dan politik, yaitu tidak adanya dukungan pemerintah dalam penyediaan peluang ekonomi di desa, pemuda tidak memiliki akses terhadap sektor petanian, serta keberadaan mata rantai jaringan penyalur tenaga kerja yang menjadikan pemuda desa sebagai target pasar. Bekerja sebagai PMI bagi pemuda desa hanya bersifat sementara untuk akumulasi aset, kemudian kembali mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup.

This research analyzed the perception, projection and challenges faced by village youths who chose to become Indonesian Migrant Workers during the transition period. The data of the research were collected from a series of field researches at Purwosari and Lembah Village, Babadan Sub-District, Ponorogo Regency. This field research was conducted through in-depth interview using life history method. The data showed that (1) the perception and projection of village youths who chose to work as migrant worker were related with family and marriage affairs, the desire to have high-paying job, to improve quality of life according to the expected social class, to provide the sense of security on financial stability and guarantee, as well as to reach success economically and socially, (2) the challenge faced was the bargaining value of educational qualification that could not guarantee them in the working world and the reluctance to return to agriculture. The decision to work as a migrant worker cannot be separated from external factors such as social, economy, and politics. This include the lack of government's support in providing economic opportunity in rural areas, youths do not have access to agricultural sector, and the labor distributor network chain sees these village youths as target market. Working as migrant worker, for village youths, is only temporary for asset accumulation, and then they will rely back on agricultural sector to fulfill life needs.

Kata Kunci : pemuda, migrasi, transisi, kerja, TKI

  1. S2-2020-419183-abstract.pdf  
  2. S2-2020-419183-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-419183-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-419183-title.pdf