Partisipasi Aktor dalam Proses Pengelolaan Tanah Kas Desa (Studi BUMDes Tridadi Makmur di Wisata Puri Mataram, Desa Tridadi, Kabupaten Sleman)
MUHAMMAD AULIA MAJID, Dr. Silverius Djuni Prihatin, M.Si.
2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANTanah kas desa merupakan salah satu aset desa yang pemanfaatannya adalah untuk pembiayaan kelangsungan pelaksanaan pemerintahan desa. Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata, khususnya di Kabupaten Sleman, yang dibarengi dengan tren pemberdayaan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), tanah kas desa ini mulai dilirik untuk dijadikan lahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa. BUMDes Tridadi Makmur merupakan badan usaha yang memanfaatkan tanah kas desa sebagai lokasi wisata bernama Puri Mataram. Unit Usaha ini telah berdiri sejak bulan Juni tahun 2018 dan telah menghasilkan omzet senilai ratusan juta di bulan ketiga pengelolaannya. Besarnya omzet yang diperoleh Puri Mataram ini tentunya berdampak positif bagi masyarakat desa Tridadi jika didistribusikan dengan baik. Dalam pengelolaan Puri Mataram ini terdapat aktor - aktor yang berperan dalam mempengaruhi jalannya pengelolaan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai partisipasi aktor dalam proses pengelolaan tanah kas desa di wisata Puri Mataram untuk melihat peranan dan pengaruh tiap aktor dalam kegiatan pengelolaan tanah kas desa ini. Landasan konseptual penelitian yang digunakan peneliti adalah tahapan partisipasi yang dikemukakan oleh Cohen dan Uphoff, yang terdiri atas empat tahapan, yakni pengambilan keputusan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang lebih mendetail mengenai partisipasi di tiap tahapan peneliti menggunakan konsep ruang partisipasi yang dipaparkan oleh Gaventa dan konsep partisipasi vertikal dan horizontal dari Effendi. Kemudian untuk menilai sampai sejauh mana partisipasi aktor dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasinya, peneliti menggunakan konsep ladder of participation milik Arnstein dan tujuan partisipasi milik Lauber dan Knuth, serta faktor - faktor partisipasi milik Chase dan Pangestu. Selain itu peneliti juga menggunakan konsep - konsep Community Based Tourism, seperti model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang dikemukakan oleh D'Amore, fungsi manifes-laten milik Merton, serta lima dimensi CBT dari Suansri. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang menggambarkan partisipasi aktor pengelola tanah kas desa di Puri Mataram secara mendalam. Penelitian ini berlokasi di Desa Tridadi, Kabupaten Sleman dengan unit analisis yang terdiri atas Pemerintah Desa Tridadi, Pengurus BUMDes Tridadi Makmur, dan Masyarakat Desa Tridadi. Teknik sampling dilakukan dengan metode snowball dengan penetuan aktor kunci sebagai informan utama. Untuk menunjang penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan data primer dan sekunder dengan metode observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data yang diperoleh menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dengan triangulasi sumber sebagai sarana uji keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap aktor berpartisipasi dalam tiap tahapan pengelolaan tanah kas desa di wisata Puri Mataram, mulai dari partisipasi, pelaksanaan, menikmati hasil, hingga evaluasi. Setiap aktor memiliki peranan masing - masing dan saling terintegrasi untuk mencapai keseimbangan dalam pengelolaan. Partisipasi masyarakat desa cenderung masih ditentukan oleh aktor lain yang memiliki kewenangan lebih tinggi di tiap tahap pengelolaan. Adanya keterlibatan masyarakat pada tiap tahapan partisipasi dan sistem pengelolaan yang menerapkan model pariwisata berbasis masyarakat mencerminkan bahwa pengelolaan Puri Mataram ini sudah menerapkan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
The village treasury land is one of the village assets that using for the village government budget. BUMDes Tridadi Makmur is a business entity that provides village treasury land as a tourist location named Puri Mataram. If it was approving appropriately, the turnover obtained from the management of Puri Mataram could increase the income of Tridadi villagers. The actors who have roles in management activities determines the management of Puri Mataram. Therefore, researchers are interested in researching actor participation in the management process of village treasury land. Through this research, the researcher can see the role and influence of each actor in village treasury land of Puri Mataram. The concept used by researchers is the participation phase stated by Cohen and Uphoff, which consists of four-stage: decision-making, implementation, benefits acquisition, and evaluation. To receive detailed participation results in each phase, the researcher uses the participation space concept presented by Gaventa and Effendi's vertical-horizontal participation concepts. Then to assess the extent of actor participation and their influence factors, the researcher uses the concept of Arnstein's about the ladder of participation, Lauber and Knuth's participation goals concept, and participation factors concept which explained by Chase and Pangestu. Besides, the researchers also used Community Based Tourism concepts, such as the community-based development model proposed by D 'Amore, Merton's latent-manifest function, and the five dimension of CBT from Suansri. The research uses the descriptive qualitative method in this research. This research location is in Tridadi Village, Sleman Regency. The unit of analysis in this research are Government of Tridadi Village, BUMDes Tridadi Makmur Management, and Tridadi Villagers. The sampling technique using the snowball sampling and takes data in the form of observation, interviews, literature, and documentation. The researcher using source triangulation test to check the data validity. The results of this study indicate that each actor participates in every phase of village treasury land management. Actors have their respective roles and each integrated to achieve balance in management. The villagers' participation is still determining by other actors who have higher authority in each stage. The existence of villager participation in each phase of involvement and the management system that applies the community-based tourism model shows that this management activity is community empowerment.
Kata Kunci : Partisipasi Aktor, Tanah Kas Desa, Badan Usaha Milik Desa, Community Based Tourism, Pemberdayaan Masyarakat