UJI SENSITIVITAS Staphylococcus sp. ISOLAT KUCING DERMATITIS TERHADAP DOKSISIKLIN
TAZKIA SALSABILA, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto
2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANKucing merupakan hewan kesayangan yang diminati masyarakat Indonesia untuk dijadikan hewan peliharaan, akan tetapi hewan ini juga mudah terserang berbagai penyakit, salah satunya adalah Dermatitis. Dermatitis merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan adanya peradangan pada lapisan lapisan kulitnya. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya bakteri Staphylococcus sp. pada kucing yang mengalami dermatitis, serta mengetahui sensitivitasnya terhadap doksisiklin. Penelitian ini menggunakan materi berupa 17 sampel swab lesi kulit kucing yang terdiagnosa dermatitis. Sampel tersebut berasal dari Klinik Hewan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (Klinik Hewan Kuningan Departemen IPD FKH UGM) dan Klinik Hewan Griya Satwa Lestari. Sampel swab kulit dipupuk pada media Mannitol Salt Agar (MSA), diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 derajat Celsius. Bakteri yang tumbuh diamati morfologi koloninya, dilanjutkan dengan pewarnaan Gram, uji laktosa, uji katalase, uji koagulase, uji Voges-Proskauer, dan uji kemampuan hemolisis pada plat agar darah (PAD). Isolat kemudian dikultur pada Mueller-Hinton Agar (MHA) dan dilakukan uji sensitivitas terhadap doksisiklin 25 mikro gram dengan metode Kirby Bauer. Hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan 17 sampel seluruhnya merupakan Staphylococcus sp. yang 82,35% masih sensitif terhadap doksisiklin. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa doksisiklin merupakan salah satu pilihan untuk pengobatan dermatitis kucing akibat infeksi Staphylococcus sp..
Cat is one of the pet animal that adored by all layer of Indonesian people to be adopted as a pet, but this particular animal can be easily infected by all terms of pathogenic agents, including Dermatitis. Dermatitis is one of skin disease that has inflammation on many layers of its skin. This research purpose is to prove that there are Staphylococcus sp. bacteria on cat that suffered from dermatitis and to identify its sensitivity towards doxycycline. This research used 17 samples from swab of a cat's skin lesion that suffered from dermatitis. The samples cames from Klinik Hewan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (Klinik Hewan Kuningan Departemen IPD FKH UGM) and Klinik Hewan Griya Satwa Lestari. Skin swab samples cultured on Mannitol Salt Agar (MSA) media, and then incubated 24 hours on 37 degrees Celsius degree. Bacteria that grew continued with Gram staining, lactose test, catalase test, coagulation test, Voges-Proskauer test, dan hemolytic capability test on Blood Agar Plate. Isolated bacteria cultured using Mueller-Hinton Agar (MHA) and then continued to sensitivity test towards doxycycline 25 micro gram with Kirby Bauer method. Isolation and identification results proved throughout 17 samples are Staphylococcus sp., which 82,35% still sensitive towards doxycycline. Based on the results of research that has been done it can be concluded that doxycycline is an option for the treatment of cat dermatitis due to infection with Staphylococcus sp..
Kata Kunci : kucing, dermatitis, Staphylococcus sp., doksisiklin, sensitivitas