PUSAT PENGOLAHAN SAMPAH LAUT DI NUSA PENIDA DENGAN PENDEKATAN EKSPERIMENTAL PRAGMATIS: CATAMARAN ECO DIVING HAVEN
AMANDA PRAGITA S, Kurnia Widiastuti, ST., MT.
2020 | Skripsi | S1 ARSITEKTURSampah laut merupakan faktor dari pencemaran laut dan ekosistemnya. Dampak yang dihasilkan oleh sampah laut dapat terjadi secara langsung atau dalam jangka panjang. Di Indonesia, sampah laut bahkan dapat ditemukan di salah satu kawasan wisata sekaligus konservasi yakni Nusa Penida. Upaya pengolahan sampah laut di Indonesia sendiri saat ini berada pada tingkat pencegahan dan pengurangan dengan regulasi, serta pengumpulan di wilayah pesisir tanpa diolah lebih lanjut. Terkait hal tersebut, diperlukan sebuah fasilitas yang mewadahi pengumpulan dan pengolahan sampah laut yang sifatnya dinamis atau selalu bergerak. Pendekatan eksperimental pragmatis digunakan untuk menciptakan pengolahan sampah laut di atas laut yang menyesuaikan kondisi sampah laut pada musim tertentu. Hal ini bertujuan agar fasilitas tetap aktif beroperasi sepanjang tahun. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada perancangan ini adalah (1) bagaimana skenario dan teknologi yang tepat untuk pengolahan sampah laut yang hemat energi dan atraktif di atas laut, (2) bagaimana menciptakan skema yang menguntungkan untuk ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat (penduduk sekitar), komunitas peduli lingkungan hidup (yayasan), dan wisatawan (pengunjung), dan (3) bagaimana menciptakan keberlanjutan melalui event pada fasilitas ini. Dari permasalahan tersebut maka dipilih konsep Catamaran Eco Diving Haven sebagai solusi desain dengan transformasi diantaranya (1) menciptakan ruang yang memanfaatkan laut sebagai sirkulasi, sumber energi, dan lansekap, (2) sinergi atraksi unik yang melibatkan wisatawan, masyarakat, dan komunitas serta (3) menciptakan ruang yang netral dan fleksibel sehingga multifungsi untuk mewadahi event.
Marine debris is one of a factor of marine pollution and its ecosystem. Impacts generated by marine trash can occur directly or in the long term. In Indonesia, marine trash even can be found in one of the tourism as well as conservation area, Nusa Penida. In Indonesia, the attempt to process marine debris are currently at the level of prevention and reduction with regulations, as well as collection in coastal areas without further processing. Related to this, it requires a facility that accommodate the collection and processing of marine debris which is dynamic or always moving. A pragmatic experimental approach is used to create marine rubbish treatment over the sea that adjusts the condition of marine rubbish at a particular season. This aims to keep the facility actively operating throughout the year. Some of the problems faced in this design are (1) how the scenarios and the right technology for processing marine debris that are energy efficient and attractive on the sea, (2) how to create a scheme that is profitable for the economy and the environment for the community (surrounding residents), the community care for the environment (foundation), and tourists (visitors), and (3) how to create sustainability through events at this facility. From these problems, the Catamaran Eco Diving Haven concept was chosen as a design solution with the transformations (1) creating space that utilizes the sea as a circulation, energy source, and landscape, (2) synergy of unique attractions involving tourists, the locals, and communities as well as (3) creating a neutral and flexible space so that it is multifunctional to accommodate events.
Kata Kunci : recycling facility, sampah laut/marine waste, eksperimental pragmatis/pragmatic experimental, Nusa Penida, Catamaran Eco Diving Haven
