PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGKUNEGARAN, 1853-1944
NINA WITASARI, Prof. Bambang Purwanto, M.A., ;Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.
2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORAFokus penelitian disertasi ini adalah satu abad pengelolaan dan pemanfaatan hutan oleh praja Mangkunegaran. Dalam rentang waktu tersebut, hutan Mangkunegaran dimanfaatkan dan dikelola oleh empat penguasa, Mangkunegara IV, Mangkunegara V, Mangkunegara VI dan Mangkunegara VII. Setelah melalui dinamika pemanfaatan pada dua penguasa sebelumnya, masa Mangkunegara VI dan VII menghadirkan wajah baru dalam pengelolaan hutan melalui sejumlah peraturan dan organisasi. Jika pada masa Mangkunegara IV dinas yang bertugas di bidang pemanfaatan hasil hutan adaah kemantren wreksa pandaya, maka pada akhir masa Mangkunegara VI badan tersebut diganti oleh kadipaten wanamarta. Berangkat dari latar belakang tersebut, permasalahan penelitian disertasi ini adalah, perubahan-perubahan pola pengelolaan hutan oleh para penguasa Mangkunegaran dalam memanfaatkan dan memperbaiki degradasi hutannya akibat eksploitasi dan ekspansi ekonomi pada masa Mangkunegara IV dan V. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber-sumber sejarah seperti, arsip, manuskrip, koran, dan wawancara. Dengan menggunakan konsep James C. Scoot tentang ideologi yang berorientasi pada modernitas tingkat tinggi, high-modernist ideology, disertasi ini merekonstruksi pemikiran Mangkunegara VI dan VII tentang pengelolaan hutannya. Dari analisis yang dilakukan maka sampai pada temuan bahwa sejak hutan Mangkunegaran dimanfaatkan secara serius oleh penguasanya dari tahun 1853-1944, telah terjadi perubahan dalam pengelolaannya. Jika pada masa Mangkunegara IV dan V pola pengelolaan dan pemanfaatan hutan adalah eksploitasi dalam rangka ekspansi ekonomi, maka pada masa Mangkunegara VI dan VII menjadi rehabilitasi dan konservasi hutan. Perubahan tersebut ditengarai sebagai salah satu bentuk respon pemerintah Mangkunegaran terhadap modernitas.
The focus of this dissertation research is a century of forest management and use by the praja Mangkunegaran. In that time span, the Mangkunegaran forest was utilized and managed by four authorities, Mangkunegara IV, Mangkunegara V, Mangkunegara VI and Mangkunegara VII. After going through the dynamics of the use of the two previous rulers, the Mangkunegara VI and VII period presented a new face in forest management through a number of regulations and organizations. If during the Mangkunegara IV service in charge of the utilization of forest products there was a Kemantren Wreksa Pandaya, then at the end of the Mangkunegara VI period the agency was replaced by the Kabupaten Wanamarta. Departing from this background, the problem of this dissertation research is, changes in the pattern of forest management by the Mangkunegaran authorities in utilizing and improving forest degradation due to economic exploitation and expansion during the Mangkunegara IV and V. The method used in this study is, the research method history by using historical sources such as archives, manuscripts, newspapers and interviews. Using James C. Scoot's concept of an ideology that is oriented to high-level modernity, high-modernist ideology, this dissertation reconstructs the thoughts of Mangkunegara VI and VII about forest management. From the analysis carried out it came to the finding that since the Mangkunegaran forest was seriously used by its ruler from 1853-1944, there had been a change in its management. If during the Mangkunegara IV and V periods the pattern of forest management and use was exploitation in the context of economic expansion, then during Mangkunegara VI and VII the forest rehabilitation and conservation. This change is suspected to be one form of the Mangkunegaran government's response to modernity.
Kata Kunci : high-modernist ideology, eksploitasi hutan, rehabilitasi dan konservasi hutan, Mangkunegaranhigh-modernist ideology, forest exploitation, reforestation and conservation, Mangkunegaran,