Laporkan Masalah

Studi Kepatuhan dan Alasan Ketidakpatuhan pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Kota Yogyakarta

FIRDA RIDHAYANI, Dr. Nanang Munif Yasin, M.Pharm., Apt.

2020 | Skripsi | S1 FARMASI

Penyakit DM merupakan penyakit kronis yang memerlukan kepatuhan pengobatan oleh pasien. Kepatuhan pada pasien DM diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan alasan ketidakpatuhan pada pasien DM di puskesmas Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yang dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada 100 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Tegalrejo, Puskesmas Kotagede I, Puskesmas Mantrijeron, Puskesmas Pakualaman, dan Puskesmas Danurejan II selama bulan Oktober 2019 � Desember 2019. Kuesioner yang digunakan meliputi kuesioner hasil alih bahasa dari Morisky Green Levine Adherence Scale (MGLS) dan kuesioner pengembangan mengenai alasan ketidakpatuhan pasien DM dalam menjalani pengobatan. Tingkat kepatuhan dan alasan ketidakpatuhan pada pasien DM dianalisis secara deskriptif. Hubungan tingkat kepatuhan terhadap outcome klinik dianalisis dengan analisis bivariat menggunakan metode chi-square dengan taraf kepercayaan 95% (P<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pasien DM di Puskesmas Kota Yogyakarta tergolong dalam kategori kepatuhan sedang dengan skor rata-rata sebesar 1,3 ± 1,38. Sebanyak 44% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi, sementara sebanyak 26% pasien memiliki tingkat kepatuhan yang rendah. Sebagian pasien masih memiliki kontrol glukosa yang buruk, yaitu sebanyak 31% pasien memiliki outcome klinik yang tidak terkontrol. Alasan ketidakpatuhan pasien DM dalam menjalani pengobatannya yaitu dikarenakan pasien merasa tingkat keparahan penyakitnya rendah, waktu tunggu berobat terlalu lama, masih merasakan gejala DM dan kadar glukosa darah masih tinggi setelah meminum obat, tidak adanya tanggapan oleh apoteker atas keluhan yang disampaikan pasien mengenai pengobatan, serta tidak adanya dukungan dari keluarga. Tingkat kepatuhan pasien DM dalam menjalani pengobatan memiliki hubungan yang signifikan dengan outcome klinik pasien (P= 0,008). Gambaran mengenai tingkat kepatuhan pasien DM dan alasan ketidakpatuhan pasien dapat dijadikan sebagai acuan oleh apoteker untuk melakukan intervensi yang sesuai dalam pelayanan kefarmasian. Apoteker memiliki peran strategis melalui pelayanan kefarmasian untuk meningkatkan kepatuhan dan outcome klinik pasien secara komprehensif.

DM is a chronic disease that requires medication adherence by the patient. Adherence in DM patients is needed to control glucose levels in the blood and prevent complications. This study aims to determine the level of adherence and the reason of nonadherence DM patients in Yogyakarta City Primary Health Center. This study used a cross sectional design which was carried out by filling out questionnaires through interviews with 100 patients who met the inclusion and exclusion criteria with accidental sampling techniques. Data retriveal at Puskesmas Tegalrejo, Puskesmas Kotagede I, Puskesmas Mantrijeron, Puskesmas Pakualaman, and Puskesmas Danurejan II from October 2019 until December 2019. The questionnaires used are a translated questionnaire from the Morisky Green Levine Adherence Scale (MGLS) and a developed questionnaire about the reason of nonadherence in DM patients. The level of adherence and the reason of nonadherence in DM patients were analyzed descriptively. The relationship of the level of adherence to clinical outcome was analyzed by bivariate analysis using the chi-square method with a confidence level of 95% (P <0.05). This studies� results indicate that the adherence level of DM patients in Yogyakarta City Health Center is classified in the moderate adherence category with average score of 1.3 ± 1.38. As many as 44% of patients have high adherence level, while as many as 26% of patients have low adherence level. Each of patients with poor blood glucose control, which is 31% of patients have uncontrolled clinical outcome. The adherence level of DM patients in undergoing medications had a significant relationship with the patient's clinical outcome (P = 0.008). The description of the level of DM patient adherence and reason of nonadherence can be used as a reference by pharmacists to make corresponding interventions in pharmaceutical services. Pharmacists have a strategic role through pharmaceutical services to comprehensively improve patient�s adherence and clinical outcomes.

Kata Kunci : DM, Kepatuhan, Alasan, Outcome klinik.

  1. S1-2020-395635-abstract.pdf  
  2. S1-2020-395635-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-395635-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-395635-title.pdf