Laporkan Masalah

HIKAYAT TANAH BALI KARYA ABDULLAH BIN MUHAMMAD AL-MISRI: ANALISIS ORIENTALISME EDWARD SAID

FEBY NUR DIANINGTYAS, Dr. Sudibyo, M.Hum.

2020 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Penelitian ini membahas tentang hubungan Abdullah bin Muhammad Al-Misri selaku pegawai pemerintah kolonial Belanda yang berasal dari keturunan Arab dengan bangsawan utusan Belanda dan pribumi, khususnya masyarakat Jawa dan Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan orientalisme Abdullah bin Muhammad Al-Misri terhadap masyarakat Bali dalam Hikayat Tanah Bali. Penelitian ini dilakukan menggunakan perspektif orientalisme yang diungkapkan oleh Edward W. Said dari bukunya yang berjudul Orientalisme. Data yang digunakan berupa naskah Hikayat Tanah Bali diperoleh dari hasil suntingan Monique Zaini-Lajoubert. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis. Dalam Hikayat Tanah Bali, Abdullah bin Muhammad Al-Misri menyampaikan pandangannya sebagai diri dengan menceritakan eksotisme dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di tanah Bali. Pribumi Bali ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dari pada Jawa. Penempatan Bali dalam posisi tersebut bertentangan dengan pemikirannya pada karya-karya yang lain, yaitu ketika Jawa digambarkan memiliki posisi paling rendah dalam kelas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat inkonsistensi pemosisian liyan dalam karya Abdullah bin Muhammad Al-Misri. Sebagai agen penghubung (middleman), posisi pengarang adalah sebagai liyan yang meliyankan liyan. Pengarang yang merupakan liyan dari orang-orang Eropa, meliyankan posisi orang Bali dan menempatkan Jawa dalam derajat yang lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kedekatan komunitas Arab dengan pemerintah kolonial Belanda dan aristokrat Jawa pada masa penulisan karya serta kepada siapa karya tersebut ditujukan. Oleh sebab itu, ia menempatkan Jawa pada posisi yang lebih tinggi dari Bali dengan tetap menggunakan pandangannya sebagai pegawai kolonial Belanda.

This research discusses about relation between Abdullah bin Muhammad Al-Misri as a worker of colonial government form Arabian descendant with colonial delegation and indigene, especially Java and Bali. Main Purpose of this research is to describe Abdullah bin Muhammad Al-Misri's orientalism perspective about Balinese in Hikayat Tanah Bali. This research uses orientalism perspective as the formal object that described by Edward W. Said from his book titled Orientalism. Material object of this research uses Hikayat Tanah Bali edited by Monique Zaini-Lajoubert. Method that used is descriptive-analytic. In Hikayat Tanah Bali, Abdullah bin Muhammad Al-Misri gives his perspective from the self by tell the dark sides and events that happened in Bali. Balinese people were placed in the bottom of social class that lower than Javanese people. Positioning of other in Hikayat Tanah Bali makes a contradiction with other works that positioning Javanese people in the lowest class. The result of this research found that there is an inconsistency of other position in Abdullah bin Muhammad Al-Misri's work. As a middleman, author took a position as an other that othering the others. Altough he othered by colonial government, he was othering Balinese people dan placed it lower than Javanese people It is influenced by relation of Arab and Javanese aristocrat when the work written and for whom the work is given. In addition, he gives Javanese people in the higher class from Balinese people by his vision as a colonial worker.

Kata Kunci : Orientalisme, diri, liyan, eksotisme, middleman

  1. S1-2020-399471-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399471-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399471-title.pdf  
  4. S1-2020-399671-tableofcontent.pdf