Perbedaan Cara Kematian Tidak Wajar pada Daerah Rural dan Urban Kabupaten Sleman berdasarkan Verbal Autopsy
BRIGITTA BEATA P, dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F.,DFM ; Dr. Dra. Suhartini, Apt., SU
2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Cara kematian dapat digolongkan menjadi wajar dan tidak wajar. Kematian wajar adalah kematian yang disebabkan oleh penyakit, proses patologis atau penuaan, sedangkan, cara kematian tidak wajar mencakup kematian akibat kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri. Karakteristik daerah, yaitu rural dan urban, dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi mortalitas pada suatu tempat. Pada kenyataannya tidak semua kematian tersebut tercatat, maka dari itu, untuk memperoleh kelengkapan data, perlu dilakukan verbal autopsy. Verbal autopsy merupakan metode penelusuran kematian yang dilakukan kepada keluarga terdekat atau pihak lain yang mengetahui peristiwa kematian. Tujuan: Mengetahui perbedaan cara kematian tidak wajar antara daerah rural dan urban di Kabupaten Sleman berdasarkan autopsi verbal Metode: Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan studi potong lintang. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Kabupaten Sleman yang tercatat dalam survei HDSS Sleman. Sampel dari penelitian adalah masyarakat yang tercatat meninggal dengan cara kematian tidak wajar dalam verbal autopsy di Kabupaten Sleman pada 2016-2018. Hasil: Terdapat 19 kematian tidak wajar di daerah urban, terdiri dari 17 kecelakaan, satu bunuh diri, dan satu pembunuhan. Terdapat satu kematian tidak wajar di daerah rural yaitu kecelakaan. Kecelakaan yang ditemukan di daerah urban adalah jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan kontak dengan benda tajam. 53% dari kematian dengan cara kecelakaan di daerah urban adalah jatuh. Kecelakaan yang ditemukan di daerah rural adalah jatuh. Profil demografi tertinggi untuk kecelakaan di daerah urban adalah perempuan, > 65 tahun, berstatus bekerja dan juga tidak bekerja, status pendidikan terakhir SD, dan menikah. Profil demografi subjek dengan cara kematian bunuh diri adalah perempuan, 15-49 tahun, bekerja, tingkat pendidikan terakhir SD, dan menikah. Profil subjek yang mengalami pembunuhan adalah laki-laki, 15-49 tahun, bekerja, tingkat pendidikan terakhir SMA, menikah, dan memiliki riwayat minum alkohol. Profil demografik subjek yang kecelakaan di daerah rural adalah laki-laki, umur > 65 tahun, status pendidikan terakhir adalah SD, pensiunan, dan menikah. Kesimpulan: Kematian dengan cara tidak wajar di Sleman lebih banyak terjadi di daerah urban pada tahun 2016-2018. Pada kedua daerah tempat tinggal, cara kematian tidak wajar yang paling banyak ditemukan adalah kecelakaan. Jatuh merupakan kecelakaan yang paling banyak terjadi. Cara kematian tidak wajar paling banyak dialami oleh perempuan, kelompok umur > 65 tahun, status pendidikan terakhir SD/sederajat, bekerja, dan sudah menikah.
Background: Manner of death can be classified as either natural or unnatural. Death by natural causes results from an illness, pathological processes or aging while on the other hand, unnatural death comprises of accidents, homicide, and suicide. The characteristics of a location, whether it is rural or urban, are a possible factor which can influence mortality of a particular location. However, since not all deaths are recorded and properly documented, verbal autopsy is done to obtain complete data. Verbal autopsy is a method of gathering information about symptoms and circumstances for a deceased individual to determine his or her cause of death. Such information is acquired through conversations and interviews with family members, relatives or other parties that are familiar with the deceased. Objective: Understanding the differences of unnatural deaths between rural and urban areas in Kabupaten Sleman based on verbal autopsy. Method: A descriptive observational method with cross-sectional study was chosen for this research. The population used in this research is the inhabitants of Kabupaten Sleman that are included in the survey done by HDSS Sleman. The sample used is the inhabitants of Kabupaten Sleman whose death was recorded as unnatural based on verbal autopsy reports dated between 2016 to 2018. Result: 19 cases of unnatural death are found in urban areas, consisting of 17 accidents, one suicide, and one homicide. In the rural area, there is one accidental death. In the urban areas, the accidents that are found are accidental falls, road traffic accidents, and accidental contact with sharp object. 53% of the accident in urban areas is accidental fall. The most common demographic profile with accidental deaths are female, > 65 years old, equally working and not working, graduated elementary school, and married. The demographic profile of subject who committed suicide is a female, 15-49 years old, working, graduated elementary school, and married. The demographic profile of subject with death by homicide is a male, 15-49 years old, working, graduated high school, married, and had a history of drinking. The demographic profile of the unnatural death in rural area is male, > 65 years old, graduated elementary school, retiree, and married. Conclusion: There is a higher level of unnatural death in urban areas compared to rural areas in Kabupaten Sleman. Mortality due to accident is found to be the highest in both urban and rural areas among other types of manner of death. Unnatural death due to accidents are mostly because of falls. Suicide and homicide are only found in urban areas. Unnatural death is most common in subjects that are women, > 65 years old, elementary level of education, working, and married.
Kata Kunci : Kematian, Cara Kematian Tidak Wajar, Kecelakaan, Bunuh Diri, Pembunuhan, Verbal Autopsy, HDSS