Laporkan Masalah

MODEL DESA KONSERVASI (MDK): IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI MELALUI PENGELOLAAN BIOGAS DI DUSUN TEGALSRUNI DAN DUSUN POJOK DESA SAMIRAN KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI

EVA LUTVI ATUR ROHMAH NINGSIH, Dr. Silverius Djuni Prihatin, M.Si

2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Desa Samiran merupakan desa penyangga Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang memiliki interaksi cukup erat dengan kawasan. Masyarakat Desa Samiran menggantungkan hidup dan kebutuhan sehari-hari seperti kayu bakar dari kawasan TNGM. Pihak TNGM hadir sebagai representatif negara dalam mewujudkan kesejahteraan melalui program pemberdayaan model desa konservasi melalui pengelolaan biogas. Oleh karena itu Dusun Pojok dan Dusun Tegalsruni, Desa Samiran dipilih menjadi salah satu desa pelaksana program pemberdayaan MDK. Desa Samiran juga dianggap TNGM paling siap menerima program pemberdayaan. Teori pemberdayaan dan konsep implementasi MDK digunakan dalam penelitian ini sebagai landasan dalam memahami implementasi program pemberdayaan model desa konservasi oleh Taman Nasional Gunung Merapi melalui pengelolaan biogas. Dalam implementasinya konsep MDK disesuaikan juga dengan prinsip-prinsip pemberdayaan menurut Najiati, tujuan pemberdayaan menurut Mardikanto dan tahapan pemberdayaan menurut Soekanto. Dengan menggunakan landasan konseptual tersebut tujuan penelitian yaitu mengetahui implementasi program pemberdayaan model desa konservasi oleh Taman Nasional Gunung Merapi melalui pengelolaan biogas dapat terjawab. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan informan sebanyak 15 orang yang terdiri dari 5 informan dari Dusun Pojok, 6 Orang dari Dusun Tegalsruni sebagai penerima program. 4 Informan dari pihak Taman Nasional Gunung Merapi sebagai fasilitator dan pendamping masyarakat. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data, kemudian data disajikan dan diambil kesimpulannya. Pemeriksaan keabsahan data dibuktikan dengan triangulasi data yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan observasi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah implementasi program pemberdayaan model desa konservasi oleh Taman Nasional Gunung Merapi melalui pengelolaan biogas sesuai dengan prinsip kesetaraan, partisipasi, kemandirian dan keberlanjutan. Melalui tahapan assesment, perencanaan, pelaksanaan melalui sistem kelompok dan pinjaman bergilir, evaluasi serta terminasi, tujuan yang ingin dicapai berupa kelestarian kawasan, kesejahteraan masyarakat dan keharmonisan keduanya dapat tercapai. Selain itu program perberdayaan ini mampu menciptakan kemandirian energi. Dengan adanya implementasi program pemberdayaan model desa konservasi juga memberikan pengaruh dalam hal pelaksanaan konservasi dan pemahamannya pada masyarakat.

Samiran Village is a buffer village of the Mount Merapi National Park (TNGM) which has considerable links with the area. Samiran villagers spend their daily lives and needs such as firewood from the TNGM area. TNGM was present as a state representative in realizing the program by empowering the conservation village model through biogas management. Therefore, Dusun Pojok and Dusun Tegalsruni, Samiran Village were chosen to be one of the villages implementing the MDK empowerment program. Samiran Village also considered by TNGM that Samiran Village most ready to accept the empowerment program. Empowerment theory and the concept of MDK implementation are used in this study to understand the implementation of the empowerment program in the conservation village model by the Mount Merapi National Park through biogas management. In its implementation, the MDK concept is adapted to the principles of empowerment according to Najiati, the purpose of empowerment according to Mardikanto and the step of empowerment according to Soekanto. So the purpose of this reasearch about implementation conservation village model can be answered This research uses a qualitative research method using descriptive. Data collection was carried out with literature study, observation, collection and interview techniques. Sampling used a purposive sampling technique with 15 informants consisting of 5 informants from Dusun Pojok, 6 from Dusun Tegalsruni as the program recipients. 4 Informants from the Mount Merapi National Park as a facilitator and community assistant. Data analysis techniques using data reduction techniques, then the data is presented and concluded. Checking the validity of the data is proven by triangulation data from interviews, documentation, literature studies and observations. The conclusion of this research is the implementation of the empowerment model of the conservation village program by the Mount Merapi National Park through the management of biogas in accordance with the principles of equality, participation, independence and sustainability. Through assessment, planning, implementation through a group system and rotating loans, evaluation and termination, goals that aim to achieve regional sustainability, community welfare and safety can be provided. Besides this empowerment program is able to develop independence energy. With the implementation of the empowerment program the village conservation model also provides support in terms of implementation and understanding of the community.

Kata Kunci : Model Desa Konservasi, Taman Nasional Gunung Merapi, Pemberdayaan Masyarakat

  1. S1-2019-364519-abstract.pdf  
  2. S1-2019-364519-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-364519-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-364519-title.pdf  
  5. S1-2020-364519-abstract.pdf  
  6. S1-2020-364519-bibliography.pdf  
  7. S1-2020-364519-tableofcontent.pdf  
  8. S1-2020-364519-title.pdf