Laporkan Masalah

DARI LIMBAH MENJADI BERKAH (Studi Kasus Pada Masyarakat Petani Sawit Dusun Sengkuang Daok, Kalimantan Barat)

MIFTAKHUL HASANAH, Dr. Setiadi, M.Si

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Pertambahan dan peningkatan areal pertanaman kelapa sawit diiringi pertambahan jumlah industri pengolahannya menyebabkan jumlah limbah yang dihasilkan semakin banyak pula. Limbah padat sawit yang berupa tandan kosong adalah yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar enam juta ton yang tercatat pada tahun 2004, namun pemanfaatannya masih terbatas. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari seluruh proses produksi minyak kelapa sawit diperkirakan sekitar 60% dari seluruh Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah. Pemanfaatan limbah menjadi bahan-bahan yang menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomi tinggi dilakukan untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dan mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan. Dampak negatif yang berkemungkinan dihasilkan dari suatu industri menuntut pihak pabrik agar dapat mengolah limbah dengan cara yang baik dan benar. Sejauh ini permasalah limbah terus dibahas oleh pemerintah dan pihak industry saja padahal masyarkatpun mampu menjadi aktor dalam upaya mengurangi limbah industri ini. Dalam penelitian kali ini saya ingin melihat bagaimana masyarakat memainkan peran mereka sebagai salah satu aktor dalam permasalahan ini, bagaimana masyarakat mensiasati pemanfaatan limbah dan menjadikan permasalah ini sebagai suatu hal yang ternyata menguntungkan untuk mereka serta alasan apa yang mendasari perilaku ini. Penelitian ini saya lakukan di Kecamatan Meliau, Kecamatan Meliau merupakan suatu daerah di Kalimantan Barat yang dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit yang tentunya juga dikelilingi oleh limbah sawit, sehingga menjadikannya sebagai tempat yang tepat untuk memulai penelitian ini khususnya di Dusun Sengkuang Daok. Dalam melakukan peneliian ini saya menggunakan tiga metode yaitu observasi partisipatif yang dilakukan untuk dapat melihat dan mengalami secara langsung apa yang dialami oleh subjek penelitian kemudian saya melakukan wawancara formal dan informal terhadap subjek peneilitian dan yang terakhir saya dibantu dengan studi literatur untuk melengkapi data saya dan menjadi pedoman melalui penelitian-penelitian sebelumnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat mensiasati pemanfaatan limbah dengan tiga cara yaitu: (1) konsumsi; dengan memanfaatkan jamur sawit dan kangkung sawit sebagai makanan sehari-hari mereka, (2) komersialisasi; jamur sawit dan kangkung sawit diperjual belikan untuk menambah keuangan mereka dan (3) reproduksi; dengan memanfaatkan tangkos untuk menyuburkan kebun mereka. Alasan dibalik perilaku ini sendiri tidak lain untuk bertahan hidup, karena kegiatan ini dapat membawa keuntungan bagi masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Disisi lain pabrik memiliki manajemen pengolahan limbah sendiri yang membuat mereka juga menggunakan limbah untuk keuntungan mereka. Pada akhirnya setiap pihak memiliki kepentingan yang dilakukan untuk memuaskan diri mereka sendiri.

The increase and enhancement in the area of oil palm plantations accompanied by the increase in the number of processing industries cause the amount of waste produced to increase. Palm oil solid waste in the form of empty bunches is the most numerous, around six million tons recorded in 2004, but its utilization is still limited. While liquid waste generated from the entire process of palm oil production is estimated at around 60% of all Fresh Fruit Bunches (FFB) that are processed. Utilization of waste into materials that are profitable or have high economic value is done to reduce negative impacts on the environment and create an environmentally friendly industry. Negative impacts that are likely to result from an industry require the factory to be able to process waste in a way that is good and right. It’s good when the problem of waste is not only solved by the factory or the government, the community can reuse this waste to help meet their economic needs in their way. In this research, I would like to see how the community plays their role as one of the actors in this problem, how the community anticipates the use of waste and makes this problem beneficial for them and what underlies this behavior. I conducted this reseacch in Meliau Subdistrict, Meliau Subdistrict is an area in West Kalimantan surrounded by oil palm plantation which also surrounded by oil palm waste, making it becaome the right place to start this research especialy in Sengkuang Daok village. In conducting this research I used three methods, first is participatory observation conduct to be able to see and experience what was experienced by the research subject then I did formal and informal interviews with the research subject and finally I was assisted with literature studies to fulfill my data and become guidelines through previous studies. From the results of research, the community deal with waste utilization three ways, namely: (1) consumption; by utilizing palm mushrooms and palm kale as their daily food, (2) commercialization; oil palm mushrooms and kale palm are traded to increase their finances and (3) reproduction; by using empty fruit bunch to fertilize their gardens. The reason behind this behavior itself is nothing but survival because this activity can bring benefits to the community both economically and socially. On the other hand, the factory has waste management itself which makes them also use waste to their advantage. In the end, each party has a vested interest in fulfilling themselves.

Kata Kunci : Palm Oil Waste, Waste Management, Anthropology Economy, Community Groups

  1. S1-2020-383848-abstract.pdf  
  2. S1-2020-383848-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-383848-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-383848-title.pdf