Laporkan Masalah

PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DAYA KARYA MANDIRI (DKM) STUDI PADA PROGRAM CSR PERTAMINA EP ASSET-5 SANGA-SANGA FIELD KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MARINI, Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D

2019 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang berlimpah seperti di kecamatan Sanga Sanga kabupaten Kutai Kartanegara yang kaya dengan batubara. Sejatinya kekayaan alam dapat berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat, masalah berawal dari perusahaan tambang batubara beroperasi, kebiasaan masyarakat saling membantu,bertegur sapa sudah jarang ditemukan lagi, terjadi nya konflik sosial perebutan lahan, perebutan pekerjaan, sehingga harmoniasasi dalam masyarakat tidak ditemukan lagi. Tujuan penelitian ini untuk melihat modal sosial yang terdapat di kelompok Daya Karya Mandiri (DKM) dan bagaimana peran dari modal sosial tersebut dalam pengembangan DKM, peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam karena kondisi di DKM merupakan lingkungan pasca tambang dengan kondisi masyarakat yang mengalami konflik-konflik lingkungan dan kesulitan ekonomi namun DKM mampu berkembang ditengah kondisi seperti itu bahkan menjadi satu-satunya kelompok tani yang aktif di Kelurahan Sanga-Sanga Dalam. DKM Merupakan kelompok tani yang dibentuk secara swadaya dan menjadi binaan CSR PT. Pertamina EP Sanga-Sanga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini menggunakan teoritik modal sosial yang dipopulerkan oleh Robert Putnam, unit analisis pada penelitian ini adalah Kelompok DKM adapun informan penelitian adalah Pengurus DKM, Manajemen CSR PT. Pertamina EP Sanga-Sanga dan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dinas pertanian kecamatan Sanga-Sanga Lokasi penelitian di DKM kelurahan Sanga Sanga Dalam kecamatan Sanga Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan reduksi data dan triangulasi data. Hasi penelitian ditemukan bahwa terdapat modal sosial yang sudah ada dan modal sosial yang dikembangkan dari modal sosial yang sudah ada tersebut. Modal sosial yang ditemukan di DKM ada tiga, yaitu pertama kepercayaan (trust) yang membentuk kepercayaan adalah adanya aktivitas persamaan persepsi, kumpul dan komunikasi yang baik, modal sosial yang kedua norma (norm) yang dibentuk dengan adanya budaya guyub dan tolong menolong dan modal sosial ketiga jaringan (network) yang dibentuk karena oleh adanya hubungan eksternal DKM yang baik dan kerjasama. Norma merupakan modal sosial yang sudah ada pada masyarakat dan menjadi instrumen untuk mengembangkan modal sosial trust dan network. Modal sosial tersebut mempunyai tiga peran dalam pengembangan DKM, yaitu: pertama peningkatan partisipasi aktif anggota kelompok dengan adanya modal sosial trust dan norm, dibentuk dari komunikasi yang baik, tolong menolong dan kumpul, kedua hemat biaya oprasional DKM modal sosial yang berperan trus dan norm dengan adanya persamaan persepsi, guyub dan komunikasi yang baik dan peran ketiga adalah peningkatan media promosi DKM yang dibentuk dari hubungan eksternal DKM yang baik dan kerjasama. Ketiga modal sosial tersebut saling berperan satu sama lainnya, namun yang paling berpengaruh adalah norma, karena norma ini yang memudahkan pengembangan modal sosial jaringan (network) dan percaya (trust).

Indonesia has abundant natural resources such as in Sanga Sanga sub-district, Kutai Kartanegara district which is rich in coal. True natural resources can contribute to the prosperity of the community, problems starting with coal mining companies operating, community habits helping each other, exchanging greetings are rarely found anymore, social conflicts over land, competition for work so that harmony in the community is no longer found. The purpose of this study is to look at the social capital contained in the Daya Karya Mandiri (DKM) group and how the role of social capital is in the development of DKM, the researcher is interested in examining more deeply because the conditions in the DKM are post-mining environments with conditions of people experiencing conflicts environmental and economic difficulties but DKM can develop amidst such conditions and even becomes the only active farmer group in the Sanga-Sanga Dalam Kelurahan. DKM is a farmer group formed independently and is a CSR fostered by PT. Pertamina EP Sanga-Sanga. This research is qualitative research with a descriptive approach, this study uses the social capital theory that was popularized by Robert Putnam, the unit of analysis in this study is the DKM Group while the research informant is the Board of Directors of DKM, CSR Management PT. Pertamina EP Sanga-Sanga and Field Extension Officers (PPL) of the Sanga-Sanga sub-district agriculture office The research location in the Sanga Sanga sub-district is in the Sanga Sanga sub-district, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province and the data analysis technique in this study uses data reduction and data triangulation. The results of the study found that there is already existing social capital and social capital developed from the existing social capital. There are three social capital found in DKM, the first is trust (trust) that forms trust is the existence of equality of perception, gathering and communication activities, social capital is the second norm (norm) formed by the existence of a friendly culture and help and social capital the third network(network)formed due to the presence of external relations and cooperation DKM good. Norms are social capital that already exists in society and becomes an instrument for developing capital social trust and networks. Social capital that has three roles in the development of DKM, namely: the first increase in the active participation of group members with their social capital of trust and norm, formed from good communication, mutual help and together, both cost-effective operational DKM the social capital then and norm with there is equality of perception, harmony and good communication and the third role is the promotion of DKM promotion media formed from good external relations and cooperation. Third-social capital mutually contributes to each other, but the most influential is the norm because these norms that facilitate the development of social capital network(network)and believe(trust).

Kata Kunci : Role, Social Capital, development, DKM

  1. S2-2019-422393-abstract.pdf  
  2. S2-2019-422393-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-422393-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-422393-title.pdf