Perbedaan Penerimaan Masyarakat terhadap Perkembangan Desa Wisata Jelok
AFIFAH SEPTIANI, Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si.
2020 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANDesa wisata menjadi salah satu daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah desa wisata di setiap kabupaten/kota di DIY ada yang bertambah dan juga berkurang. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan dan penurunan ini adalah faktor penerimaan serta partisipasi masyarakat. Dusun Jelok merupakan salah satu dusun yang dijadikan sebagai desa wisata. Dibentuknya Dusun Jelok menjadi desa wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Namun berdasarkan penelitian Shabrina Irvin (2017), ditemukan bahwa minat masyarakat Dusun Jelok dalam berpartisipasi masih ada yang belum maksimal. Penelitian ini berlokasi di Dusun Jelok, Desa Beji, Patuk, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui penerimaan masyarakat Dusun Jelok terhadap perkembangan Desa Wisata Jelok melalui partisipasi mereka terhadap kegiatan di desa wisata ini. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang didapatkan dengan Teknik purposive sampling dan snowball sampling. Sepuluh orang informan tersebut dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pengurus Desa Wisata Jelok, Warga Dusun Jelok, dan Perangkat Dusun Jelok. Penelitian ini menggunakan 3 konsep untuk mengkerangkai tema penelitian, yaitu desa wisata, penerimaan masyarakat, dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga kategori penerimaan masyarakat Dusun Jelok terhadap perkembangan Desa Wisata Jelok melalui partisipasi masyarakat. Tiga kategori tersebut adalah Inovator dan Perintis, Pengikut Dini, serta Pengikut Akhir dan Lambat. Ditemukan pula bahwa masyarakat memiliki alasan-alasan tersendiri terhadap perbedaan penerimaan mereka yang kemudian berpengaruh terhadap tingkat partisipasi mereka terhadap kegiatan di Desa Wisata Jelok. Peneliti juga menemukan adanya perbedaan pendapat antara pengelola Desa Wisata Jelok dengan masyarakat yang ternyata juga memengaruhi partisipasi masyarakat terhadap kegiatan usaha pengembangan Desa Wisata Jelok. Adapun saran dari hasil penelitian ini adalah pengelola diharapkan meningkatkan keaktifan dalam mengajak dan memberikan sosialisasi lanjutan untuk masyarakat serta mengadakan musyawarah agar masyarakat merasa diikutsertakan dalam hal pengelolaan desa wisata.
The tourism village is one of the tourist attractions in the Special Region of Yogyakarta. The number of tourist villages in each district/city in DIY is increasing and also decreasing. One of the factors causing this increase and decrease is the acceptance factor and community participation. Jelok sub-village is one of the sub-villages used as a tourism village. The formation of Jelok Hamlet as a tourism village aims to improve the welfare of the surrounding community. However, based on the research of Shabrina Irvin (2017), it was found that Jelok Hamlet community’s involvement intereset was still low. This research is located in Jelok Hamlet, Beji Village, Patuk, Gunungkidul. This study used qualitative research methods. In this study, researchers try to determine the acceptance of Jelok Hamlet community towards the development of Jelok Tourism Village through their participation in activities in this tourism village. There were 10 informants in this study who were obtained by purposive sampling and snowball sampling techniques. The ten informants can be divided into 3 groups, namely the management group of Jelok Tourism Village, Jelok Hamlet Residents, and Jelok Hamlet Officer. This study uses 3 concepts to frame research themes, namely tourist villages, community acceptance, and community participation. This study found that there are three categories of Jelok Hamlet community acceptance towards the development of Jelok Tourism Village through community participation. The three categories are Innovators and Early Adopters, Early Followers Majority, and Late Majority and Laggards. It was also found that the community has its reasons for differences in their acceptance which then affects the level of their participation in activities in Jelok Tourism Village. Researchers also found a difference of opinion between the manager of Jelok Tourism Village and the community which also influenced community participation in business activities to develop Jelok Tourism Village. The suggestion from the results of this study is that managers are expected to increase their activeness in inviting and providing further socialization to the community and holding consultations so that the community feels included in the management of tourism villages.
Kata Kunci : Desa Wisata, Penerimaan Masyarakat, Partisipasi Masyarakat