Studi Observasi Resep Palsu di Apotek Kabupaten Sleman

AHMAD FAHMY, Dr. Anna Wahyuni W., MPH., Apt

2020 | Skripsi | S1 FARMASI

Salah satu kejahatan yang kini sedang marak terjadi di Yogyakarta adalah prescriptions counterfeiting atau pemalsuan resep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola resep palsu, ciri-ciri resep palsu, jenis obat yang sering ditemukan dalam resep palsu, dan mengetahui tindakan apoteker dalam menyikapi kasus resep palsu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada November 2019 di apotek-apotek Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sampel dipilih melalui teknik purposive sampling dengan melibatkan sebanyak 83 apotek dari 271 jumlah populasi. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah apotek yang terdaftar resmi di Dinas Kesehatan Sleman dan kriteria eksklusi termasuk apotek yang dikenakan sanksi dari Dinas Kesehatan Sleman. Data dianalisis secara deskriptif. Mayoritas responden (83%, n=73) pernah menemukan resep palsu. Ciri-ciri resep palsu yang banyak ditemukan adalah resep dengan tulisan mencurigakan (69,9%, n=51). Alprazolam merupakan jenis obat yang paling sering ditemukan tertulis dalam resep palsu (82,2%, n=60). Sebagian besar responden tidak melaporkan temuan resep palsu karena tidak tahu jalur dan cara melaporkan temuan tersebut (54,2%, n=32). Angka temuan resep palsu di Apotek yang terletak di Kabupaten Sleman cukup tinggi. Kurangnya informasi terkait jalur dan cara melaporkan temuan resep palsu merupakan salah satu penyebab kasus pemalsuan resep di Kabupaten Sleman masih belum bisa diatasi.

One of the crimes that is currently rife in Yogyakarta is counterfeiting prescriptions. The purpose of this study was to determine the pattern, characteristics of forged prescriptions, types of drugs that are often written in forged prescriptions, and to know the actions of pharmacists to overcome the forged prescription cases. A descriptive study was conducted in November 2019 at Sleman Regency pharmacies, Yogyakarta. The sample was selected through a purposive sampling technique involving 83 pharmacies out of 271 total populations. The inclusion criteria of this study were pharmacies that officially registered in Sleman Regency Health Service and exclusion criteria included pharmacies that were subject to sanction from Sleman Regency Health Service. Data were analyzed descriptively. Majority of respondents (83%, n = 73) had found a forged prescription. The characteristics of forged prescriptions that were found were suspicious prescription (69,9%, n = 51). Alprazolam is the type of drug most often found written in forged prescriptions (82,2%, n = 60). About 54% respondents (n=32) did not report the findings because they did not know the path to do so. Findings of forged prescriptions in Sleman Regency is quite high. Lack of information about the pathways to report findings is the reason why this cases cannot be solved yet. Keywords: Forged prescription, pattern, pharmacy, Sleman district

Kata Kunci : Kata kunci: Resep palsu, pola, apotek, Kabupaten Sleman