DEHUMANISASI EKSISTENSI MANUSIA KE TARAF INFRAHUMAN
Fahmi Sidik Marunduri, Dr. Septiana Dwiputri Maharani; Dr. Rizal Mustansyir
2019 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian ini berangkat dari serangkaian bentuk keterhubungan antara manusia dan infrahuman yang membentuk sebuah relasi subjek-objek dan memungkinkan manusia untuk memahami keberadaannya di dunia sebagai makhluk yang mengada bersama yang lain. Akan tetapi, hubungan relasi subjek-objek antara manusia dan infrahuman kemudian mulai mengalami keretakan di saat manusia terlempar ke dalam substansi infrahuman dengan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berstatus infrahuman bukan berstatus manusia. Hal ini kemudian akan mengubah seluruh struktur eksistensi manusia terhadap infrahuman dengan menjadikan manusia sebagai objek yang setara dengan infrahuman atau menjadikan infrahuman sebagai subjek dari kehadiran manusia di dunia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, menjelaskan kedudukan manusia dan infrahuman dalam ranah filsafat manusia. Kedua, memberikan tinjauan kritis tentang problematika terhadap dehumanisasi akibat kejatuhan realitas manusia ke dalam eksistensi infrahuman. Ketiga, menjelaskan kembali arti penting humanisme dalam peradaban manusia modern. Penelitian ini menggunakan model penelitian yang bersumber pada permasalahan aktual yang kemudian diperkuat dengan studi kasus dan kepustakaan, sehingga hal tersebut mampu menganalisis persoalan dehumanisasi di tubuh eksistensi manusia. Dehumanisasi eksistensi manusia ke taraf infrahuman menjadikan dehumanisasi sebagai objek penelitian sedangkan objek formal penelitian berfokus pada eksistensi manusia ke taraf infrahuman. Hasil penelitian ini kemudian menghasilkan tiga bentuk kesimpulan. Pertama, realitas manusia dan infrahuman dalam aliran eksistensialisme mengalami keterkaitan dengan tiga hal yakni, "Ada," kesadaran dan berpikir. Kedua, dehumanisasi terjadi pada eksistensi manusia akibat tiga hal yakni, keluasan ketubuhan, subjektifitas "pengada" terhadap "yang-mengada" dan eksistensi palsu pada tubuh manusia. Ketiga, kondisi manusia yang bereksistensi infrahuman kemudian akan berada dalam keadaan dehumanisasi sekaligus humanisasi.
This research departs from a series of forms of connectedness between humans and infrahuman which forms a subject-object relationship and enables humans to understand their existence in the world as creatures that exist together with others. However, the relationship between the subject-object relationship between humans and infra-human then begins to experience cracks when humans are thrown into the substance of infra-human by making humans as infrahuman beings, not human status. This will then change the entire structure of human existence towards infrahuman by making humans an object equivalent to infrahuman or making infrahuman a subject of human presence in the world. Based on the background above, this study has three main objectives. First, explaining the position of humans and infrahuman in the realm of human philosophy. Second, it provides a critical review of the problems of dehumanization due to the fall of human reality into the existence of infrahuman. Third, to re-explain the importance of humanism in modern human civilization. This research uses a research model that is based on actual problems which are then strengthened by case studies and literature so that it can analyze the problem of dehumanization in the body of human existence. Dehumanization of human existence to the infrahuman level makes dehumanization as a research object while the formal object of research focuses on human existence to the infrahuman level. The results of this study then produced three forms of conclusions. First, human reality and infrahuman in the flow of existentialism are related to three things namely, "There," consciousness and thought. Second, dehumanization occurs in human existence due to three things namely, the breadth of body, subjectivity of "Being" to "being" and false existence in the human body. Third, the human condition with infra-human existence will then be in a state of dehumanization as well as humanization.
Kata Kunci : Eksistensi, Esensi, Ketubuhan, Subjektivitas dan Keadaan alamiah