Laporkan Masalah

MAKNA PUISI "AS-SALAM" DALAM DIWAN SAMIH AL-QASIM: ANALISIS SEMIOTIK

Ulfatun Ni'mah, Zulfa Purnamawati, S.S., M.Hum.

2019 | Skripsi | S1 SASTRA ARAB

Puisi "as-Salam" adalah puisi karya Samih al-Qasim, seorang penyair Palestina yang dikenal dengan puisi perlawanannya. Puisi tersebut mengandung tanda-tanda yang harus dimaknai. Oleh karena itu, untuk memaknai tanda yang terdapat dalam puisi tersebut maka digunakan teori semiotik. Adapun metode yang digunakan adalah metode semiotik Riffaterre. Penelitian ini memanfaatkan dua dari empat metode semiotik yang dikemukakan oleh Riffaterre, yaitu ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik yang terdiri dari pembacaan heuristik dan hermeneutik. Setelah dilakukan analisis melalui ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik, puisi ini berisi semangat perlawanan serta harapan-harapan orang-orang Palestina untuk mendapatkan kembali kedamaian negara mereka dan menghapuskan penderitaan yang mereka rasakan selama pendudukan Israel. Dengan demikian, untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut perlu adanya kepedulian bangsa lain di seluruh dunia untuk ikut serta memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan keadilan, menghapuskan penjajahan, serta menciptakan perdamaian di Negara Palestina.

"as-Salam" is a poem by Samih al-Qasim, a Palestinian poet known for his resistance poetry. There are signs inside it that must be interpreted. Therefore, semiotic theory used to interpret the signs. The method used here is Riffaterre�s semiotic method. This research uses two of the four semiotic methods proposed by Riffaterre, namely indirection and semiotic reading which consists of heuristic and hermeneutic readings. After analyzing through indirection and semiotic reading, this poem contains spirit of resistance and Palestinian hopes to reclaim peace and eliminate their suffering away caused by Israeli occupied. It is a representation of the Palestinian conscience with aim people around the world know and feel what has been happened to Palestinian. Thus, raising awareness and sensitivity towards the colonized countries, especially Palestina. Poet also represents that Palestinian need a helping hand to fight together for human rights, justice, and peace in the Palestinian state.

Kata Kunci : Puisi, Samih al-Qasim, Semiotik, Palestina, Perlawanan/ Poetry, Samih al-Qasim, Semiotic, Palestine, Resistance

  1. S1-2019-378525-abstract.pdf  
  2. S1-2019-378525-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-378525-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-378525-title.pdf