STRATEGI PEREMPUAN KELUAR DARI PRAKTIK KAWIN ANUM PADA SUKU BANJAR DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
NORMA YUNI KARTIKA, Prof. Muhadjir Darwin, M.PA.; Dr. Sukamdi, M.Sc.
2019 | Disertasi | DOKTOR KEPENDUDUKANTujuan penelitian ini adalah, pertama, untuk mengkaji karakteristik perempuan yang keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar. Kedua, mengkaji faktor yang mempengaruhi perempuan keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar. Ketiga, mengkaji strategi yang dilakukan perempuan untuk keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential mixed methods. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian, yaitu dimulai tahap pertama dengan metode kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang karakteristik perempuan dan faktor yang menyebabkan perempuan keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar. Penggumpulan data kuantitatif dilakukan melalui survei di Kelurahan Raya Belanti dengan responden sebanyak 90 perempuan yang menikah pertama di usia 16-30 tahun. Hasil penelitian tahap pertama kemudian di eksplorasi lebih lanjut pada tahap kedua menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengeksplor lebih dalam faktor yang mempengaruhi perempuan keluar dari praktik kawin anum, strategi yang dilakukan perempuan untuk keluar dari kawin anum dan hal-hal yang tidak tergali pada metode kuantitatif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1). rata-rata usia kawin pertama perempuan yang keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar 19,42 tahun. 2) faktor yang mempengaruhi perempuan keluar dari praktik kawin anum antara lain individual (tamatan SMP dan bekerja), interpersonal (tingkat ekonomi rumah tangga asal perempuan tinggi), societal berkaitan dengan undang-undang perkawinan dan institusional terkait syarat menikah di KUA wajib memiliki KTP. Faktor yang paling berpengaruh menyebabkan perempuan keluar dari praktik kawin anum adalah pendidikan. 3) resistensi perempuan terhadap praktik kawin anum adalah meninggalkan daerah asal atau bermigrasi untuk bekerja dan melanjutkan studi. Bekerja dilakukan karena untuk mencukupi ekonomi, trauma dengan dampak praktik kawin anum dan menunggu pacar mengumpulkan jujuran. 4) keuntungan perempuan keluar dari praktik kawin anum Suku Banjar, yaitu individual (jumlah anak lahir hidup sama dengan atau kurang dari 2 orang, keharmonisan rumah tangga dan kemapanan ekonomi rumah tangga baru) dan community (jujuran tinggi dan bebas menentukan pasangan hidupnya).
Purposes of this study are as listed in the following. First, to study characteristics of women out of kawin anum practice in Banjar Tribe. Second, to study factors influencing women to get out of kawin anum practice in Banjar Tribe. Third, to study the strategies done by women to get out of kawin anum in Banjar Tribe. Method used in this study was sequential mixed methods. This study is consisted of two study stages. The first stage was by using quantitative method to answer study question on characteristics of women and factors influencing women to get out of kawin anum practice in Banjar Tribe. The collecting of quantitative data was conducted by a survey in Raya Belanti Village to 90 women who were first married at the age 16-30 years old. The result of the first stage would be further explored in the second stage by using qualitative method. Qualitative method was used to further explore the factors influencing women to get out of kawin anum practice, strategies of women to get out kawin anum practice, and other issues which were not explored when using quantitative method. Result of the study are as follow. 1) Average age of the first marriage of women who got out of kawin anum practice in Banjar Tribe was 19.42 years old. 2) Factors influencing women to get out of kawin anum practice were, among others, individual (graduated from junior high school and worked), interpersonal matters (a high level of household economy of the women), societal which related to marriage and institutional issue on term of marriage in KUA (Kantor Urusan Agama ������¢���¯���¿���½���¯���¿���½ Office of Religious Matters) which obligated those who would get married to have ID cards (KTP). The most influencing factors to cause women getting out of kawin anum practice was education. 3) Resistance of women towards kawin anum practice was to leave their origin or to migrate to work and to study higher. They worked to fulfill the economic needs, had trauma due to the effect of kawin anum practice and waited for the boyfriend to collect jujuran. 4) The benefit of women getting out of kawin anum practice in Banjar Tribe, namely individual (the number of still-birth children was equal or less than 2 children, the harmony of marriage life and the economic steadiness of the new household), and community (the expensive jujuran and free to chose their lifetime partners).
Kata Kunci : strategi, perempuan, keluar, kawin anum