PELEMAHAN RUANG HIDUP MASYARAKAT LOKAL AKIBAT PERKEMBANGAN PARIWISATA DI GILI TRAWANGAN
HADI ABDURRAHMAN, Weakening, Living Space, Local People, Tourism
2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPariwisata merupakan salah satu sektor unggulan nasional yang berkembang cukup pesat saat ini, termasuk bagi Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kekayaan, keindahan dan keunikan sumber daya alamnya menjadikan pemerintah daerah KLU terus berupaya untuk mengembangkan kawasan-kawasan yang dianggap memiliki potensi untuk dikembangkan, khususnya sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Salah satu kawasan yang sedang berkembang dan sudah menjadi tujuan wisatawan domestik dan asing saat ini adalah Gili Trawangan. Berkembangnya suatu destinasi memang menjadi satu capaian yang harus di apresiasi, namun di sisi lain keberhasilan tersebut perlu di waspadai. Azhar (2013) dalam penelitiannya di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung menemukan bahwa justru di balik kesuksesan membangun pariwisata di desa tersebut justru menyisakan sisi gelap pembangunan, yaitu termarjinalkannya masyarakat lokal desa tersebut khususnya dalam kepemilikan dan hak katas tanah. Dalam penelitian ini penulis ingin mengidentifikasi fenomena pelemahan ruang hidup masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata di Gili Trawangan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi, yaitu melihat fenomena dan realitas yang tampak, kemudian mengkaji penjelasan atau makna yang terkandung di dalamnya dengan mengumpulkan fakta empirik di lapangan (Kahija, 2017). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang benar terjadi pelemahan ruang hidup masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata di Gili Trawangan. Pelemahan ruang hidup masyarakat lokal disini terjadi karena faktor internal dan tidak eksternal. Faktor internal yang di maksud seperti pelemahan secara social dan ekonomi, sedangkan faktor eksternal adalah akibat kebijakan pemerintah yang paradoksal. Di satu sisi pariwisata dengan segala dinamikanya di harapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lokal, namun di sisi lain kebijakan tersebut justru berdampak terhadap pelemahan terhadap penguasaan tanah atau ruang hidup masyarakat lokal di Gili Trawangan.
Tourism is one of the leading national sectors that is developing quite rapidly at this time, including for North Lombok Regency. The wealth, beauty and uniqueness of its natural resources make the KLU local government continue to strive to develop areas that are considered to have the potential to be developed, especially as a Tourist Destination Area. One area that is developing and has become a destination for domestic and foreign tourists at this time is Gili Trawangan. The development of a destination is indeed an achievement that must be appreciated, but on the other hand that success needs to be watched out for. Azhar (2013) in his research in Ungasan Village, South Kuta Subdistrict, Badung Regency found that precisely behind the success of developing tourism in the village, it left a dark side of development, namely the marginalization of the local community of the village, especially in ownership and land rights. In this study the authors wanted to identify the phenomenon of weakening the living space of local communities due to the development of tourism in Gili Trawangan. The method used in this study is phenomenology, which is to see phenomena and realities that appear, then study the explanations or meanings contained therein by gathering empirical facts in the field (Kahija, 2017). The results of this study indicate that there was indeed a weakening of the local people's living space due to the development of tourism on Gili Trawangan. Weakening of the local people's living space here occurs because of internal and not external factors. Internal factors are intended to be weakening socially and economically, while external factors are the result of paradoxical government policies. On the one hand, tourism, with all its dynamics, is expected to be able to provide prosperity for the local community, but on the other hand, this policy actually has an impact on the weakening of land tenure or living space of local communities on Gili Trawangan.
Kata Kunci : Pelemahan, Ruang Hidup, Masyarakat Lokal, Pariwisata