Laporkan Masalah

Comprehensive mental health classification of adolescent in Special Region of Yogyakarta

FALAH FARRAS S, Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D.

2019 | Tesis | MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

Kesehatan mental remaja tampaknya masih menjadi permasalahan hingga saat ini di Indonesia. Namun, teknik asesmen dan penelitian kesehatan mental yang berkembang saat ini di Indonesia masih belum menyeimbangkan faktor defisit dan kekuatan pada diri remaja. Penelitian ini mengkaji pendekatan skrining alternatif yang mempertimbangkan kekuatan remaja, selain gejala-gejala tekanan psikologis yang dialami. Sampel siswa (Kelas 10-12) dari sepuluh sekolah menengah Yogyakarta diambil menggunakan metode cluster random sampling. Sampel merupakan 905 siswa (53% pria dan 47% wanita). Latent Profile Analysis dilakukan untuk mengidentifikasi subtipe kesehatan mental remaja. Temuan penelitian menunjukkan adanya empat subtipe dari kekuatan psikologis dan tiga subtipe dari tekanan psikologis, sehingga menghasilkan 12 profil kesehatan mental remaja DIY. Kemudian, ditemukan juga bahwa kekuatan psikologis yang lebih baik menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik pula.

Adolescent mental health is still a problem today in Indonesia. However, the current assessment and mental health research techniques in Indonesia have not yet balanced the deficit and strength factors in adolescents. This study discussed the possibility of alternative screening approach that consider the strength of adolescents, in addition to the considerations of psychological stress experienced. Convenience samples of students (Grades 10-12) from ten Yogyakarta high schools were taken using the cluster random sampling method. Sample had 913 students (53% male and 47% female). Latent profile analyses were conducted to identify subtypes of adolescent mental health. The research findings showed that there are four subtypes of psychological strength and three subtypes of psychological distress, resulting in 12 mental health profiles of DIY adolescents. It was also found that better psychological strength showed a better quality of life.

Kata Kunci : adolescent, covitality, dual-factor mental health, latent profile analysis (LPA), mental health screening in school, quality of life, Yogyakarta, Indonesia