Laporkan Masalah

REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA MASJID SULTHONAIN, NITIKAN

EMIR HAIDAR, Dimas Wihardyanto, S.T., M.T.

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Salah satu Masjid yang menjadi bagian sejarah dari Yogyakarta adalah Masjid Sulthonain yang berada pada kampung Nitikan, Yogyakarta. Sebagai Masjid dengan usia paling tua setelah Masjid Gedhe Mataram, Masjid ini telah mengalami berbagai peristiwa peristiwa penting yang memiliki pengaruh terutama pada tata arsitektural Masjid sendiri. Dengan sejarahnya yang panjang, Masjid Sulthonain sendiri telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasar Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW 007/MKP/2007 tanggal 26 Maret 2007. Walaupun telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya, tetap muncul suatu pertanyaan yang terkait karakter arsitektural Masjid. Munculnya pertanyaan ini, karena Masjid sendiri telah mengalami renovasi berkali kali, sehingga karakter yang muncul ketika sekilas melihat Masjid dari luar seperti halnya Masjid Masjid biasa. Tidak adanya penampilan karakter yang berbeda dengan Masjid Masjid pada umumnya sebagai Masjid yang merupakan peninggalan Kesultanan Mataram Islam, peletak dasar kebudayaan Jawa. Saat ini, kebutuhan ruang untuk shalat berjamaah pada Masjid Sulthonain sendiri semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jamaah Masjid. Selain itu, Masjid sendiri mengalami ketidakteraturan dalam penggunaan fungsi fungsi ruangnya; juga semakin terdesak dengan kebutuhan kebutuhan lain yang lambat laun muncul di masa masa mendatang. Sehingga revitalisasi sendiri menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan pada Masjid, selain untuk memenuhi kebutuhan di masa kini dan yang akan datang, juga untuk memperkuat karakter arsitektural dari Masjid sendiri.

One of the Mosque that becoming parts of Yogyakarta's history is Sulthonain Mosque that lies in Kampong Nitikan, Yogyakarta. As the second oldest Mosque after Gedhe Mataram Mosque, this Mosque have run into many notable historical occasion that affecting mainly in architectural order of building itself. With its long history, Sulthonain Mosque itself had been appointed as Heritage Object based on Rule of Ministry of Culture and Tourism No. PM.25/PW 007/MKP/2007 in 26 March 2007. Although it had been appointed as Heritage Object, still arise a question relate on Mosque's architectural character. This arising question come because Mosque itself had been run into Architectural renovation in repetitious, so its character only like another Mosques in usual if we look at a glance. None of different character of Architecture than another Mosque becoming appearance of the Mosque itself, besides the history of its building as one of heritage of Mataram Islam Sultanate. Now, the need of space for congregational prayer in Sulthonain Mosque is increasing together with increasing number of congregational prayer's attendant. Besides, Mosque itself have run into capriciousness in building use, mainly in function. Also in recessing with another needs that slowly arise in the future. So revitalizing become important to do in this Mosque, aside from fulfilling needs in nowadays and future, also to strengthen Mosque's architectural characters.

Kata Kunci : Masjid, karakter, kebutuhan ruang, revitalisasi

  1. S1-2019-364112-abstract.pdf  
  2. S1-2019-364112-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-364112-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-364112-title.pdf