Laporkan Masalah

Syair Ibarat: Analisis Semiotika Riffaterre

Nurul Huda, Rakhmat Soleh, S.S. M.Hum.

2019 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Syair Ibarat merupakan karya sastra Melayu yang ditulis pada tahun 1841 M. Teks ini berisi tentang ajaran Islam, seperti ilmu syariat, muamalah, akhlak, dan eskatologi. Ilmu syariat ini berkaitan dengan perkara ilmu tentang hukum agama dan perkara salat. Ilmu muamalah berkaitan dengan jual beli, praktik riba, dan pinjam meminjam. Ilmu akhlak berkaitan dengan perkara etika. Ilmu eskatologi membahas kehidupan setelah kematian mulai dari hari kebangkitan, hari berkumpul di padang mahsyar, hari penimbangan amal, sampai hari pembalasan. Teks ini termasuk kategori syair keagamaan karena mengandung ajaran agama. Teks ini dianalisis menggunakan teori semiotika Riffaterre. Tujuan penelitian teks ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks dan maksud penyair membuat teks ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis teks, dimulai dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik. Dari pembacaan tersebut dapat diketahui matriks, model, dan varian-varian dalam teks serta hipogram teks. Matriks dalam teks ini adalah berdakwah. Adapun modelnya adalah metode berdakwah mauizah hasanah, yakni pengajaran Islam dengan cara yang baik. Varian dalam teks terbagi menjadi dua, yaitu perumpamaan yang baik untuk hal-hal yang baik, sementara perumpamaan yang buruk untuk hal-hal yang buruk. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tema teks Syair Ibarat adalah amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, tujuan penyair menulis teks ini adalah mengajak masyarakat Melayu untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk agar mendapat ganjaran surga. Adapun teks-teks yang menjadi hipogramnya adalah Syair Burung, Syair Maârifat ash-Shalat, dan Syair Alif Ba Ta. Oleh karena teks Syair Ibarat tergolong syair agama, teks ini tidak terlepas dari ayat-ayat Alquran, hadis Nabi Muhammad, dan perkataan sahabat sebagai teks hipogramnya.

Syair Ibarat is a classic Malay literature written on 1841 M. This research contains Islamic teachings, such as shariâa, muamalah, morale, and eschatology. Shariâa is about the science of religious law and pray. The next is Muamalah, which teaches about commerce, bank interest, and transaction. Then, Morale is about ethic. And the last is, Eschatology which is the knowledge about life after death, from rebirth, the gathering in mahsyar field, until the redemption. This research included in religious poetry category since it contains the knowledge of religion. This research had been analyzed by using Riffaterreâs semiotic theory. The aim of this research is to find out what the meanings lie in the text object are, and what reasons the creator made this poetry are. The method used in this research is text analysis, included heuristic and hermeneutic reading. From those readings, we may be able to find out the matrix, model, variants, and hypogram from the text. Matrix in this text means the teaching of religion. The model for example, is about the method of mauizah hasanah teaching, which means Islamic teaching in proper way. Variants in this text is divided into two, decent imagery for goodness and vile imagery for badness. So, it can be included that Syair Ibarat is amar makruf nahi mungkar. Moreover, the reason why the creator made this poetry is to persuade Malay people for doing good and avoiding bad deeds in order to get blessing from heaven. While the hypogram of the text are Syair Burung, Syair Maârifat ash-Shalat, and Syair Alif Ba Ta. Because Syair Ibarat is categorized in religious poetry, this text also uses verses of Qurâan, Prophet Muhammadâs hadiths and his comrade as the hypogram of the text.

Kata Kunci : Syair Ibarat, semiotika, Riffaterre, ilmu syariat, akhlak, muamalah, eskatologi

  1. S1-2019-381139-abstract.pdf  
  2. S1-2019-381139-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-381139-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-381139-title.pdf