Laporkan Masalah

Hubungan Antara Menyirih Dengan Laju Aliran dan Derajat Keasaman Saliva Pada Perempuan di Kotamadya Yogyakarta

ATWINA RIZKI A.I.D, drg. Ivan Arie Wahyudi, M.Kes., Ph.D ; drg. Elastria Widita,M.Sc

2019 | Skripsi | S1 HIGIENE GIGI

Saliva merupakan cairan tubuh yang kompleks serta sangat penting bagi kesehatan gigi dan mulut. Saliva memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan keasaman (pH) dari mulut. Menyirih dilakukan dengan mengunyah campuran dari beberapa bahan seperti daun sirih, biji pinang, tembakau dan kapur. Menyirih merupakan aktivitas yang menghasilkan kandungan psikoaktif yang paling banyak digunakan oleh 100 juta pengguna di seluruh dunia. Kandungan bahan menyirih dan durasi pemakaian dapat mempengaruhi saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menyirih dengan laju aliran dan derajat keasaman saliva pada perempuan yang menyirih di Yogyakarta. Data diambil dari 40 perempuan (menyirih ; tidak menyirih) yang diambil dengan cara wawancara, kuesioner serta pengambilan sampel saliva. Median (jarak interkuartil) derajat keasaman pada kelompok menyirih (5,00 [5,00-5,50]) secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada kelompok tidak menyirih (6,00 [5,13-6,00]). Sebaliknya, laju aliran saliva pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan. Menyirih dapat memiliki dampak yang merugikan berupa penurunan derajat keasaman saliva.

Saliva is a complex and important body fluid which is very essential for oral health. It has an important role in maintaining the balance of acidity (pH). Betel-quid chewing is an activity of chewing the mixture of ingredients that consist of betel leaf, areca nuts, tobacco and slaked lime. It is the most widely performed activity with psychoactive substances by several 100 million users world-wide. The substance of those ingredients and the duration of usage can affect the saliva. This study aims to evaluate the correlation between betel-quid chewing on saliva flow rate and acidity among women living in Yogyakarta. Data were collected from 40 women (betel nut chewer; non-betel nut chewer) which obtained through interview, questionnaire, and saliva sampling. The median (interquartile range) of acidity from the betel nut chewer group (5.00 [5.00-5.50]) was significantly lower than non-betel nut chewer group (6.00 [5.13-6.00]). Conversely, no statistical significance difference found on the saliva flow rate among groups. The present data indicate that betel-quid chewing has adverse events on the reduce of saliva acidity level.

Kata Kunci : derajat keasaman saliva, laju aliran saliva, menyirih, Saliva acidity, saliva flow rate, betel quid chewing

  1. S1-2019-316008-abstract.pdf  
  2. S1-2019-316008-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-316008-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-316008-title.pdf