Laporkan Masalah

ADAPTASI KERANGKA EROPA DALAM POLITIK LINGUISTIK DIDAKTIK BAHASA PRANCIS DI INDONESIA

MERRY ANDRIANI, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum, DEA.; Dr. Suhandano, M.A.

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Penelitian disertasi ini menelaah praktik produksi, distribusi dan konsumsi Bahasa Prancis dengan acuan Kerangka Eropa di Indonesia, yang dipaparkan menurut sirkuit encoding dan decoding. Bahasa Prancis sebagai salah satu Bahasa Asing yang dipelajari di berbagai institusi pendidikan di Indonesia merupakan bahasa yang dikenal memiliki politik linguistik yang kuat di dunia. Salah satu kekuatan politik linguistik Bahasa Prancis adalah instrumen transmisi yang mapan dan ditunjang oleh perangkat Kerangka Eropa untuk bahasa yang sekaligus berfungsi sebagi instrumen konstruksi sosial di Eropa. Tujuan penelitian ini salah satunya adalah untuk mengetahui respon pengguna Bahasa Prancis di Indonesia sebagai konsumen berbagai instrumen transmisi Bahasa Prancis yang beracuan Kerangka Eropa. Acuan Kerangka Eropa ini dirancang untuk membentuk penggunanya supaya memiliki savoir (pengetahuan), savoir-faire (keterampilan) dan savoir-etre (membawakan diri) untuk berperan aktif sebagai aktor sosial dalam masyarakat. Terkait dengan karakteristik Kerangka Eropa ini, kemudian menjadi penting untuk diketahui bagaimana publik Indonesia yang memiliki keterampilan budaya yang berbeda merespon dan mereproduksi Bahasa Prancis. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan paradigma post-strukturalis, khususnya perspektif sosiolinguistik kritik. Data penelitian ini terdiri dari bab 5 naskah Kerangka Eropa (CECR), 2 buku manual Bahasa Prancis, dan wawancara dengan aktor penggunanya di Perguruan Tinggi di Indonesia, serta tentunya undang-undang bahasa di Indonesia. Semua data ini dipilah dan dianalisis menggunakan pendekatan analisis wacana kritik, pada tataran mikro, meso, dan makro dengan memakai metode intertekstualitas dan interdiskursifitas. Pada penelitian ini ditemukan tingkat penggunaan dan interpretasi yang tidak sama terhadap Kerangka Eropa dan buku manual Bahasa Prancis yang digunakan pada perguruan tinggi di Indonesia. Hasil analisis data observasi kelas dan wawancara juga menunjukkan bahwa informan memiliki respon yang berbeda-beda dan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu cenderung melakukan Adopsi, Adaptasi dan Abstain.

This thesis examines the practice of production, distribution and consumption of the French language referring to the European framework in Indonesia, presented according to the circuit of encoding and decoding model. French as a foreign language studied in various Indonesian educational institutions, is known for having a strong language policy and language politics in the world. One of the powers of French in language policy is to have an adequate transmission tool, supported by the European framework for languages, which also serves as an instrument of social construction in Europe. One of the objectives of this study is to determine the reactions of users of French in Indonesia as consumers of various transmission instruments of this European framework. The European Framework of Reference for Languages is designed to encourage users to have savoir (knowledge), savoir-faire (practical skill) and savoir-etre (impersonal skill) to play an active role as social actors of the society. In relation to the characteristics of the European framework, it becomes important to know how the Indonesian public, with the different cultural skills, responds and reproduces French. This research is conducted using the post-structuralism paradigm, particularly in the perspective of critical sociolinguistic. The data includes five chapters of the European Framework of Reference for Languages (CEFR), two French textbooks and interviews with the actors of French user in numerous universities in Indonesia, and definitely the language rights in Indonesia. All these data are sorted and analyzed according to the approach of critical discourse analysis, at micro, meso and macro levels, using methods of intertextuality and interdiscursivity. This study found that there were different levels of utilization and interpretation of the European framework and French textbooks used in Indonesian universities. The study results from the data analysis from the classroom observation and interviews showed that research participants had different responses and could be grouped into three categories, namely, had a tendency to adopt, adapt, and abstain.

Kata Kunci : Sosiolinguistik Kritik, Bahasa Prancis di Indonesia, Politik Linguistik, Kerangka Eropa

  1. S3-2019-357453-Title.pdf