Laporkan Masalah

Ketersediaan Pangan Pokok dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani di Wilayah Perbatasan Papua (Kasus Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom)

AGATHA WAHYU WIDATI, Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, MS.; Prof. Dr. Ir. Masyhuri; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, MP

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU PERTANIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) ketersediaan pangan pokok di wilayah perbatasan Papua, 2) pola konsumsi pangan pokok rumah tangga tani transmigrasi dan lokal di wilayah perbatasan Papua, 3) tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani transmigrasi dan lokal di wilayah perbatasan Papua, 4) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani transmigrasi dan lokal di wilayah perbatasan Papua, dan 5) Coping Strategy Index rumah tangga tani transmigrasi dan lokal di wilayah perbatasan Papua. Penelitian dilakukan di wilayah perbatasan Papua meliputi Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa data produksi tanaman pangan pokok tahun 2010-2015 diperoleh dari BPS. Rumah tangga sampel ditentukan secara purposive yaitu rumah tangga tani lokal dan transmigrasi. Jumlah sampel ditentukan secara kuota sebanyak 160 rumah tangga tani. Ketersediaan pangan pokok diproksi dengan produksi pangan pokok, konsumsi pangan dianalisis menggunakan software Analisis Konsumsi Pangan yang dikembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2013, dan ketahanan rumah tannga tani dianalisis menggunakan 3 metode yaitu metode Jonsson Tolle, metode LIPI dan metode LIPI modifikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan dianalisis menggunakan regresi logistik ordinal. Coping Strategy Index digunakan untuk menganalisis strategi rumah tangga tani dalam mengatasi kekurangan pangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) produksi pangan pokok setara beras di wilayah perbatasan Papua dari tahun 2010 - 2015 memiliki tren meningkat. Kecukupan pangan di wilayah perbatasan dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami defisit pangan. 2) AKE rumah tangga tani di wilayah perbatasan sebesar 81,37%, AKP sebesar 84,03%. Konsumsi energi rumah tangga tani lokal lebih besar dibandingkan dengan konsumsi energi rumah tangga tani transmigrasi. Sebaliknya konsumsi protein rumah tangga tani lokal lebih rendah dari pada konsumsi protein rumah tangga tani transmigrasi. 3) jumlah rumah tangga tani transmigrasi yang berada pada kondisi tahan pangan lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga tani lokal. Metode LIPI modifikasi dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengukur tingkat ketahanan pangan. 4) peningkatan pendapatan petani, harga beras dan diberikannya beras untuk masyarakat miskin (raskin) akan meningkatkan probabilitas rumah tangga tani di wilayah perbatasan Papua pada kondisi tahan pangan. Sedangkan penurunan pangsa pengeluaran pangan, jumlah anggota keluarga, harga ubi, dan harga minyak goreng akan menurunkan probabilitas rumah tangga tani pada kondisi tahan pangan. 5) coping strategy index menunjukkan rumah tangga tani masih pada kategori less severe. Strategi yang dilakukan oleh rumah tangga tani di wilayah perbatasan dalam mengatasi kekurangan pangan adalah mengandalkan makanan yang kurang disukai dan lebih murah, meminjam makanan dari saudara, membeli makanan secara kredit (hutang), dan mengumpulkan makanan, tanaman, dan berburu serta mengurangi ukuran porsi saat makan.

This study aims to find out: 1) the availability of staple food in the Papua border region, 2) the pattern of food consumption of transmigration and local farm households in the Papua border region, 3) the level of food security of transmigration and local farm households in the Papua border region, 4) factors that influence the level of food security of transmigration and local farm households in the Papua border region; and 5) Coping Strategy Index of transmigration and local farm households in the Papua border region. The research was carried out in the Papua border region including Kota Jayapura and Keerom Regency. The data used are secondary data and primary data. Secondary data in the form of staple food crop production data for 2010-2015 were obtained from BPS. The sample households were determined purposively, namely local farm households and transmigration. The number of samples is determined by quota of 160 farm households. The availability of staple foods proxied with staple food production, food consumption was analyzed using Food Consumption Analysis software developed by the Food Security Agency in 2013, and the resilience of farmhouse houses was analyzed using 3 methods, namely Jonsson Tolle method, LIPI method and modified LIPI method. Factors affecting food security were analyzed using ordinal logistic regression. Coping Strategy Index is used to analyze farm household strategies in overcoming food shortages. The results showed that 1) rice equivalent staple food production in the Papua border region from 2010 - 2015 had an increasing trend. Food sufficiency in the border region from 2010 to 2015 experienced a food deficit. 2) AKE of farm households in the border region is 81.37%, AKP is 84.03%. The energy consumption of local farm households is greater than the energy consumption of transmigration farm households. Conversely, protein consumption of local farm households is lower than the consumption of transmigration farm household protein. 3) the number of transmigration farm households that are in a more resistant food condition compared to local farm households. The modified LIPI method can be used as an alternative method to measure food security levels. 4) increase in farmers' income, rice prices and the provision of rice for the poor (raskin) will increase the probability of farm households in the Papua border region in food-resistant conditions. While the decrease in the share of food expenditure, family members, sweet potato prices, and cooking oil prices will reduce the probability of farm households in food-resistant conditions. 5) the coping strategy index shows that farm households are still in the less severe category. The strategy undertaken by farm households in the border region in overcoming food shortages is to rely on less favored and cheaper food, borrow food from relatives, buy food on credit (debt), and collect food, plants and hunting and reduce portion size when eat.

Kata Kunci : Ketersediaan Pangan, Konsumsi Pangan, Ketahanan Pangan, Regresi Logistik Ordinal, Coping Strategy Index, Perbatasan Papua

  1. S3-2019-371784-abstract.pdf  
  2. S3-2019-371784-bibliography.pdf  
  3. S3-2019-371784-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2019-371784-title.pdf