Laporkan Masalah

PENERJEMAHAN TINDAK TUTUR MENGANCAM MUKA NEGATIF PADA SERIAL TELEVISI 13 REASONS WHY (Kajian Strategi dan Kesepadanan Pragmatik)

HAFIDATUN A, Dr. Adi Sutrisno, M.A.

2019 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur mengancam muka negatif pada takarir serial televisi 13 Reasons Why dan mengidentifikasi kesepadanan pragmatik dari strategi yang digunakan oleh penerjemah. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan komparatif. Penelitian ini merupakan penelitian terjemahan yang berorientasi kepada produk. Adapun data yang ditampilkan adalah kata, frasa, klausa di dalam ujaran tindak mengancam muka negatif yang ditujukan ada tokoh utama serial televisi 13 Reasons Why. Untuk sumber data didapatkan dari website resmi Netflix dan mengambil takarir baik yang berbahasa Inggris maupun berbahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 150 ujaran tindak mengancam muka negatif yang ditemukan pada takarir sumber 13 Reasons Why. Pada strategi penerjemahan data yang diterjemahkan tidak langsung mengungguli data yang diterjemahkan secara langsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerjemah cenderung mengikuti aturan dari KPI dan LSF mengenai norma kesusilaan dan kesopanan dalam penerjemahan karena dalam penerjemahan tidak langsung terdapat pertimbangan adanya perbedaan perspektif, sudut pandang dan kebudayaan teks sasaran yang dipertahankan oleh penerjemah. Di sisi lain, bentuk terjemahan yang sepadan secara pragmatik memiliki frekuensi kemunculan yang lebih tinggi daripada data yang tidak sepadan secara pragmatik. Meskipun aturan KPI dan LSF membatasi penerjemahan takarir, penerjemah cenderung dapat menyampaikan penerjemahan dari teks sumber (TSu) ke teks sasaran (TSa) dengan baik sehingga pemirsa memahami plot cerita. Tingginya kesepadanan pragmatik dalam terjemahan menujukkan bahwa penerjemah sukses dalam menerjemahkan takarir 13 Reasons Why.

This thesis aims to identify the translation strategies used by translator to translate negative face threatening acts (FTAs) on the subtitle of television series entitled 13 Reasons Why and to identify the pragmatic equivalence of the strategies used by the translator. The method used was descriptive and comparative. This research is a product oriented translation. The data displayed are words, phrases, and clauses in the utterance of negative face threatening acts (FTAs) which were addressed to the main characters of 13 Reasons Why. Data source obtained from the official Netflix website and take the subtitle both in English and Indonesian. The result showed that there were 150 negative face threatening act (FTA) utterances found in the source text of 13 Reasons Why. In the translation strategy, the data of indirect translation outperformed the direct translation. It means that the translator tended to follow the regulation of KPI and LSF regarding the norms of decency and courtesy in translation since on indirect translation considered the different viewpoint, perspective and culture of the target language have to be maintained by the translator. On the other hand, the pragmatically equivalent data had a higher occurrence frequency than the non-pragmatically equivalent. Although the regulation of KPI and LSF limit the translation of subtitle, the translator tended to be able to convey or transfer the translation from source text (ST) to target text (TT) so that the viewers apprehended the storyline. The high rate of pragmatic equivalence showed the success of translator in translating the subtitle of 13 Reasons Why.

Kata Kunci : strategi penerjemahan, kesepadanan pragmatik, tindak mengancam muka negatif/ translation strategy, pragmatic equivalence, negative face threatening act

  1. S2-2019-419254-abstract.pdf  
  2. S2-2019-419254-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-419254-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-419254-title.pdf