Makna Penderitaan dalam Relasi Manusia dan Tuhan Menurut Sudut Pandang Pemikiran John Hick
HUGO HARDIANTO, Dr. Agus Himawan Utomo, M.Ag.
2019 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian ini berjudul “Makna Penderitaan dalam Relasi Manusia dan Tuhan Menurut Sudut Pandang Pemikiran John Hickâ€. Penderitaan bersama dengan kejahatan menjadi salah satu persoalan perenial dalam kehidupan manusia. Penderitaan menjadi sebuah persoalan klasik dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia dan selalu ada sepanjang manusia menjalani kehidupannya masing-masing. Penderitaan dalam ranah kajian filsafat menjadi tantangan terbesar bagi manusia untuk memahami Tuhan dalam eksistensinya yang penuh. Kenyataan penderitaan yang menyia-nyiakan nilai kehidupan seakan-akan menjadi penghalang bagi manusia untuk menerima eksistensi Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah sebagai pemberi hidup. Teodise John Hick menawarkan makna baru bagi penderitaan sebagai sarana manusia untuk mendewasakan jiwanya. John Hick berpendapat bahwa Tuhan menciptakan dunia dan penderitaan agar manusia mampu mengembangkan dirinya secara penuh hingga mencapai kesempurnaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bidang filsafat yang berjenis sistematis-reflektif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan penelitian dari berbagai literatur yang berkaitan dengan objek material yaitu persoalan penderitaan dalam hubungan manusia dan Tuhan, juga literatur yang terkait dengan objek formal yaitu pemikiran teodise John Hick. Kemudian penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data berupa metode deskriptif, holistika, interpretasi, dan heuristika. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Tuhan menciptakan dunia sebagai lingkungan yang paling cocok bagi pembentukan jiwa manusia. (2) Penderitaan menggerakkan manusia dari tingkat kehidupan binatang (bios) menuju tingkat kehidupan abadi (zoe). (3) Tuhan dan manusia saling bekerja sama dalam proses pendewasaan tersebut. (4) Penderitaan menjadi tanda bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan sangat bergantung terhadap Tuhan sekaligus diberdayakan oleh-Nya. (5) Pendewasaan jiwa manusia melalui penderitaan memiliki aspek eskatologis.
This study is entitled as "The Meaning of Suffering in The Relationships of Human and God According to John Hick's Thought". Suffering and crime are the perennial problems of human life. Suffering is a classic problem in the course of the history of human life and always be there as long as people live their lives. Suffering in the realm of philosophical study becomes the biggest challenge for humans to understand God in its full existence. The reality of suffering which wastes the value of life becomes a barrier for humans to accept the existence of the Almighty God as the giver of life. John Hick’s theodicy offers a new meaning for suffering as a human means to mature his soul. John Hick argues that God created the world and suffering so that humans are able to develop themselves fully to achieve perfection. This research is a systematic-reflective type of philosophical qualitative research. This research was conducted by collecting research material from various literatures related to material objects, namely the problem of suffering in human and God relations, as well as literature related to formal objects, namely the theodicy of John Hick. The methods of data analyze in this research are descriptive methods, holistic, interpretative, and heuristic. The results of this study are: (1) God created the world as the most suitable environment for the formation of the human soul. (2) Suffering moves people from the level of animal life (bios) to the level of eternal life (zoe). (3) God and humans work together in the process of maturation. (4) Suffering is a sign that humans as creatures are very dependent on God and empowered by Him. (5) The maturation of the human soul through suffering has an eschatological aspect.
Kata Kunci : penderitaan, Tuhan, manusia, jiwa manusia, pendewasaan