APLIKASI STORY MAPS UNTUK VISUALISASI PERUBAHAN NAMA GEOGRAFI UNSUR ADMINISTRASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG
SYUKMA INTAN WAHYUNI, Bowo Susilo, S.Si, M.T.
2019 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIPerubahan nama geografi pada peta dalam beberapa kurun waktu dapat menimbulkan salah penafsiran kepada pembaca peta. Nama geografi yang mengalami perubahan dapat menimbulkan dampak negatif, contohnya dapat membuat kebingungan atau kesalahpahaman. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengidentifikasi dan memetakan Nama Geografii wilayah administrasi Kabupaten Temanggung tahun 1910, 1943, 1954 dan 2000, (2) menganalisis perubahan Nama Geografi wilayah administrasi tahun 1910 sampai dengan tahun 2000 (periode 1910-2000), dan (3) untuk memvisualisasikan perubahan Nama Geografi unsur adminitrasi menggunakan Story Maps. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Temanggung yang terdiri dari 20 Kecamatan dan 266 Desa serta 23 Kelurahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif melalui proses wawancara dan studi pustaka. Kesimpulan dari penelitian ini ialah (1) berdasarkan hasil identifikasi menggunakan data peta tahun 1910-2000 terjadi penambahan wilayah administrasi sejumlah 32 yang terdiri dari hasil penambahan kecamatan sebanyak 8 kecamatan dan sisanya kelurahan/desa, (2) terdapat 3 jenis yaitu perubahan bahasa sejumlah 55, perubahan ejaan sejumlah 106, perubahan nama sejumlah 23, dan Nama Geografi yang tidak mengalami perubahan sejumlah 115, (3) visualisasi peta menggunakan storymaps digunakan untuk menyajikan informasi menjadi lebih praktis, menarik, dan interaktif dengan adanya tampilan peta, gambar/video, dan deskripsi berkaitan dengan Nama Geografi serta memudahkan diseminasi kepada pengguna untuk menambah ilmu serta wawasan tentang Nama Geografi dan sejarah yang ada di Kabupaten Temanggung. Kata Kunci : Nama Geografi, Story Maps, Kabupaten Temanggung.
Changes of geographical names in a certain period of time could lead to misinterpretation by the readers. Geographical names that undergo changes might cause negative effects, for instance confusion and misunderstanding. The study attempted to: (1) identify and map out the toponymy of the administrative area of Temanggung Regency in 1910, 1943, 1954, and 2000; (2) analyze toponymic changes of the administrative area from 1910 to 2000 (1910-2000 period); and (3) visualize toponymic changes in the administrative elements using Story Maps. This study took place in Temanggung Regency which consists of 20 districts, 266 villages, and 23 subdistricts. A qualitative descriptive method was applied through a sequence of interviews and library research. This study concludes that: (1) according to the result of identification of the data from 1910 to 2000, there are 32 additional administrative area consisting of 8 districts and 24 villages; (2) there are three kinds of changes: 55 changes of languages, 106 changes of spellings, 23 changes of names, and 115 unchanged geographical names; (3) map visualization using storymaps is carried out to provide information more practically, interestingly, and interactively with the existence of map views, pictures/videos, and descriptions in regard to geographical names and to make dissemination easier to the users to enhance their knowledge and insight about geographical names and history of Temanggung Regency. Keywords: Geographic Names, Story Maps, Temanggung Regency.
Kata Kunci : Nama Geografi, Story Maps, Kabupaten Temanggung/Geographic Names, Story Maps, Temanggung Regency