Laporkan Masalah

studi kasus zat gizi makro dan status gizi mahasiswa asal papua di yogyakarta

SYORS S.B.RAUBABA , Dr. Toto Sudargo, SKM, M.Kes ; Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes

2019 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara kepulauan dengan masyarakat, kebudayaan, dan agama yang sangat beragam. Kondisi fisik wilayah antar provinsi juga sangat beragam. Bahkan di antara wilayah di dalam satu provinsi juga terdapat keanekaragaman yang besar, baik suku, budaya, agama, dan kondisi fisik wilayah. Hal ini memungkinkan terdapat pula perbedaan dalam pola konsumsi pangan masyarakatnya. Perilaku makan sebagai cara individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan budaya. Perilaku makan mempengaruhi status gizi seseorang. Perilaku makan itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya perubahan lingkungan budaya. Perubahan pada perilaku makan meliputi perubahan jenis makan, perubahan jumlah makan dan perubahan frekuensi makan. Tujuan : Untuk mengetahui konsumsi dan status gizi mahasiswa asal Papua di Yogyakarta. Metode : penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif untuk mengetahui gambaran perilaku makan dan status gizi mahasiswa asal Papua (Dogiay) dalam perubahan lingkungan budaya. Penelitian dilakukan dengan kualitatif dengan mengukur hasil kuesioner yang diberikan kepada partisipan penelitian yang meliputi mahasiswa asal Dogiay, Papua dengan jumlah 20 orang mahasiswa, mahasiswa berasal dari Dogiay dan langsung mendaftar sebagai mahasiswa di Yogyakarta , tanpa menetap di daerah lain sebelumnya. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT), rata-rata responden berada pada status gizi yang normal yaitu sebanyak 11 orang responden atau 55% dari seluruh jumlah responden. Sebanyak 5 orang atau 25% responden memiliki status gizi lebih dan 4 orang atau 20% responden tergolong pada status gizi obesitas. Perubahan status gizi terjadi pada mahasiswa asal papua yang tinggal di Yogyakarta yang disebabkan karena perbedaan perilaku makan. Perubahan perilaku makan tersebut dilihat dari hasil uji kuesioner yang menyebutkan bahwa 13 orang responden atau 65% dari seluruh responden mengaku mengalami perubahan jenis makanan selama mereka berada di Yogyakarta, 17 orang responden atau 85% mengaku mengalami perubahan jumlah makan dan 15 orang atau 75% mengalami perubahan frekuensi makan. Kesimpulan :Berdasarkan hasil analisa, rata-rata responden memiliki perubahan perilaku makan, dan mereka mengaku mengalami perubahan jenis makanan selama mereka berada di Yogyakarta,

Background : Indonesia is an archipelago with a very diverse society, culture and religion. The physical condition of the regions between provinces is also very diverse. Even among regions in one province there is also a large diversity, both ethnicity, culture, religion, and physical condition of the region. This allows for differences in the patterns of food consumption of the people. Eating behavior as a way for individuals to choose food and consume it as a reaction to physiological, psychological, social and cultural influences. Eating behavior affects a person's nutritional status. Eating behavior itself can be influenced by several factors, one of which is a change in the cultural environment. Changes in eating behavior include changes in type of food, changes in the number of meals and changes in the frequency of eating. Objective : This study aims to determine the eating behavior and nutritional status of Papuan students in the changing cultural environment in the city of Yogyakarta. Methods : This type of research is a descriptive study using quantitative data to describe the eating behavior and nutritional status of Papuan students (Dogiay) in changing cultural environments. The research was carried out quantitatively by measuring the results of the questionnaire given to the study participants which included students from Dogiay, Papua with a total of 20 students, students from Dogiay and immediately registering as students in Yogyakarta, without settling in other areas before. Results : The results showed that based on Body Mass Index (BMI), the average respondent was in normal nutritional status as many as 11 respondents or 55% of the total number of respondents. As many as 5 people or 25% of respondents have more nutritional status and 4 people or 20% of respondents belong to the nutritional status of obesity. Changes in nutritional status occur in students from Papua who live in Yogyakarta due to differences in eating behavior. Changes in eating behavior are seen from the results of a questionnaire test which states that 13 respondents or 65% of all respondents claimed to experience changes in food types while they were in Yogyakarta, 17 respondents or 85% claimed to experience changes in the number of meals and 15 people or 75% experienced change in frequency of eating. Conclusion : Based on the results of the analysis, the average respondent has a change in eating behavior, and they claim to experience changes in food types while they are in Yogyakarta,

Kata Kunci : makan, status gizi, perubahan/eating, nutritional status, change

  1. S1-2019-314022-abstract.pdf  
  2. S1-2019-314022-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-314022-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-314022-title.pdf