KINERJA KOMPONEN PARIWISATA KAMPUNG ADAT SILLANAN KABUPATEN TANA TORAJA dan KAMPUNG ADAT KE'TE' KESU' KABUPATEN TORAJA UTARA
RUTH JULASRY TOLAN, Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.
2019 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKampung Adat Sillanan yang terletak pada Kabupaten Tana Toraja dan Kampung Adat Ke'te' Kesu' yang terletak pada Kabupaten Toraja Utara merupakan destinasi wisata khas Toraja. Kedua kampung adat memiliki jenis atraksi yang tidak jauh berbeda. Namun respon wisatawan terhadap kedua kampung adat berbeda. Kampung Adat Ke'te' Kesu' lebih populer dengan jumlah wisatawan yang berkunjung berdasarkan data tahun 2017 sebanyak 104.883 orang sementara jumlah pengunjung Kampung Adat Sillanan rata-rata 20 orang per bulan. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kondisi kinerja komponen pariwisata pada kedua kampung adat. Tujuan penelitian ini adalah (a) untuk membandingkan kinerja komponen pariwisata yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ancillary services pada kedua kampung adat; (b) untuk mengidentifikasi potensi pengembangan wisata pada kedua kampung adat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian adalah Kampung Adat Sillanan Kabupaten Tana Toraja dan Kampung Adat Ke'te' Kesu' Kabupaten Toraja Utara. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer menggunakan kuisioner, observasi dan wawancara. Metode analisis data dilakukan dengan cara mengevaluasi dan membandingkan setiap komponen pariwisata pada kedua kampung adat terhadap indikator yang telah ditentukan. Hasil evaluasi dan perbandingan digunakan untuk mengidentifikasi potensi pada kedua kampung adat. Identifikasi potensi dilengkapi dengan data observasi, wawancara serta data sekunder lainnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun Kampung Adat Sillanan dan Ke'te' Kesu' memiliki ciri khas yang hampir sama namun perbedaan kinerja komponen pariwisata memiliki pengaruh pada perkembangan pariwisatanya. Jenis dan kualitas atraksi serta motivasi wisatawan memiliki pengaruh terhadap kunjungan dan kepuasan wisatawan. Aksesibilitas memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan sebuah tempat wisata. Lokasi Kampung Adat Ke'te' Kesu' yang dekat dengan pusat kota serta didukung dengan ketersediaan transportasi memberi dampak baik bagi perkembangan pariwisatanya. Sementara itu, Kampung Adat Sillanan yang lokasinya jauh dari pusat kota serta tidak tersedia transportasi umum menyebabkan perkembangan pariwisatanya kurang baik. Ketersediaan fasilitas pariwisata di sekitar kampung adat juga memberi pengaruh. Kampung Adat Ke'te' Kesu' memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan Kampung Adat Sillanan. Perbedaan dalam manajemen pengelolaan pariwisata memiliki peranan yang besar dalam perkembangan pariwisata pada kedua kampung adat. Kampung Adat Ke'te' Kesu' memiliki yayasan dan pengurus untuk mengelola pariwisata sehingga pengelolaannya lebih terkoordinasi, baik dengan pemerintah pusat dan daerah maupun dengan pihak swasta. Sementara itu, Kampung Adat Sillanan belum memiliki yayasan dan pengurus untuk mengelola pariwisatanya. Hal ini menjadi kendala bagi pemerintah untuk melakukan koordinasi dalam rangka pengembangan pariwisata Kampung Adat Sillanan.
Sillanan Traditional Village located in Tana Toraja Regency and Ke'te' Kesu' Traditional Village located in North Toraja Regency which is a typical tourist destination in Toraja. Both of traditional villages have different types of attractions. However the response of tourists both of traditional villages is different. Ke'te' Kesu' Traditional Village is more popular with the number of tourists visiting based on 2017 data is 104,883 people while the number of visitors to Sillanan Traditional Village averages 20 people per month. The purpose of this research are (a) to compare the performance of tourism components (attractions, accessibility, amenities and ancillary services) at both traditional villages; (b) to identify tourism development potential at both traditional villages. The research method used was a combination of qualitative and quantitative methods. The research locations were the Sillanan Traditional Village of Tana Toraja Regency and Ke'te' Kesu' Traditional Village of North Toraja Regency. The types of data were used primary data and secondary data. The primary data collection method used questionnaires, observation and interviews. The method of data analysis was done by evaluating and comparing each tourism component at both traditional villages against the predetermined indicators. The results of evaluations and comparisons were used to identify the potential at both traditional villages. Potential identification was complemented by observation data, interviews and other secondary data. The research found that even though the Sillanan and Ke'te' Kesu' Traditional Villages have almost the same characteristics, the differences in the performance of tourism components have an influence on tourism development. The type and quality of attractions and tourist motivation have an influence on tourist visits and satisfaction. Accessibility has a big influence on the development of a tourist destination. The location of the Ke'te' Kesu' Traditional Villages, which is close to the city and supported by the availability of transportation, has a good impact on the development of its tourism. Meanwhile, Sillanan Traditional Village, which is located far from the city and public transportation is not available, has caused poor tourism development. The availability of tourism facilities around traditional villages also has an influence. Ke'te' Kesu' Traditional Village has more complete facilities compared to the Sillanan Traditional Village. Differences in tourism management have a large role in the development of tourism at both traditional villages. Ke'te Kesu' Traditional Village already has foundations and administrators to manage its tourism so that the management is more coordinated, both with the central and regional governments and with the private sector. Meanwhile, Sillanan Traditional Village does not yet have a foundation and management to manage its tourism. This is an obstacle for the government to coordinate in order to develop tourism of Sillanan Traditional Village.
Kata Kunci : Kampung adat, Kinerja, Komponen Pariwisata/Performance, Tourism components, Traditional village