Laporkan Masalah

MASYARAKAT PERANAKAN INDO-EROPA PADA MASA PASCAKEMERDEKAAN DALAM NOVEL KEBERANGKATAN KARYA NH. DINI

Nadhilah Nurtalia, Dr. Cahyaningrum Dewojati, S.S., M.Hum.

2019 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Narasi mengenai masyarakat Indo-Eropa dalam karya sastra sering kali hanya menekankan posisi mereka sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang kompleks pada zaman kolonialisme Belanda. Demikian, keberadaan mereka sebagai keturunan berdarah campuran pada masa pascakemerdekaan Indonesia memiliki narasi tersendiri yang juga tidak kalah rumit dan tidak dapat dilewatkan begitu saja. Penelitian ini mengkaji tentang refleksi kehidupan masyarakat Indo-Eropa di Indonesia pada masa pascakemerdekaan dalam novel Keberangkatan karya Nh. Dini dengan menggunakan teori cerminan sosial Alan Swingewood. Penelitian ini berpusat pada bagaimana suatu karya sastra memiliki kemampuan sebagai cerminan sosial dari suatu peristiwa dan bagaimana peneliti dapat menghubungkannya dengan pengalaman imajiner dari tokoh-tokoh yang diciptakan oleh pengarang. Metode deskriptif analitis digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya cerminan sosial yang menggambarkan berbagai faktor sejarah dan politik yang mempengaruhi posisi masyarakat Indo-Eropa pada masa pascakemerdekaan di Indonesia dalam novel Keberangkatan. Keistimewaan sebagai keturunan Eropa yang didapatkan pada masa kolonialisme Belanda menciptakan eksklusivitas pada diri masyarakat Indo-Eropa, yang kemudian menciptakan jarak dengan anggota masyarakat lainnya, seperti orang-orang Bumiputera. Akan tetapi, hal tersebut justru menimbulkan efek negatif bagi masyarakat Indo-Eropa pada masa pascakemedekaan Indonesia. Keberadaan mereka yang dilekatkan sebagai warisan dari kolonialisme Belanda membuat orang-orang Indo-Eropa menjadi sasaran empuk bagi kebijakan-kebijakan yang melibatkan sentimen anti-Belanda. Masyarakat Indo-Eropa kemudian menjadi salah satu kelompok masyarakat yang harus angkat kaki dari Indonesia sebagai akibat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia mengenai repatriasi dan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing milik Belanda. Di lain pihak, proses asimilasi yang terjadi pada beberapa orang Indo-Eropa menghadapi jalan yang cukup terjal. Proses peleburan yang sejatinya berusaha menciptakan identitas baru bagi orang Indo-Eropa, tidak begitu saja menghilangkan hal-hal dasar yang menjadi identitas dari orang Indo-Eropa tersebut.

Narratives about Indo-European society in literary works often only emphasize their position as part of a complex community group in the days of Dutch colonialism. Thus, their existence as mixed blood descendants in the postindependence period of Indonesia has its own narrative which is also no less complicated and cannot be overlooked. This study examines the reflection of the life of the Indo-European people in Indonesia in the post-independence period in the Keberangkatan by Nh. Dini using Alan Swingewood's social reflection theory. This research focuses on how a literary work has the ability to reflect socially of an event and how researchers can relate it to the imaginary experience of the characters created by the author. The analytical descriptive method was used as the method in this study. The results of this study indicate a social reflection that illustrates various historical and political factors that influence the position of the Indo-European community in the post-independence period in Indonesia in the Keberangkatan. Privileges as European descendants obtained during the Dutch colonialism created exclusivity in the Indo-European community, which then created distance from other members of the community, such as the native people. However, this had a negative effect on the Indo-European community in the post-Indonesian period. Their existence as a legacy of Dutch colonialism made Indo-Europeans an easy target for policies involving anti-Dutch sentiment. The Indo-European community then became one of the community groups that had to leave Indonesia as a result of policies issued by the Indonesian government regarding the repatriation and nationalization of foreign-owned Dutch companies. On the other hand, the assimilation process that occurs in some Indo-European people faces a fairly steep road. The process of fusion that actually tried to create a new identity for the Indo-European people, did not just eliminate the basic things that became the identity of the Indo-European people.

Kata Kunci : Belanda, cerminan sosial, masyarakat Indo-Eropa, Indonesia, masa pascakemerdekaan.

  1. S1-2019-379799-abstract.pdf  
  2. S1-2019-379799-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-379799-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-379799-title.pdf