PENGARUH EKSTRAK RUMPUT KEBAR (Biophytum petersianum Klotzsch) PADA KADAR SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) DAN SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MINYAK BABI 0,5 ml DAN KOLESTEROL MURNI 2%

Cathreen Lena Saragih, Dr. drh. Claude Mona Airin, M.P.

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Hiperlipidemia adalah keadaan meningkatnya kadar lipid dalam plasma meliputi peningkatan trigliserida dan kolesterol total, peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein). Keadaan hiperlipidemia dapat menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung koroner. Rumputkebar (Biophytum petersianum Klotzsch) merupakan salah satu tumbuhan obat yang terdapat di Indonesia khususnya di Papua Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) selama 28 hari peroral terhadap kadar Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase (SGOT). Penelitian ini menggunakkan delapanbelas tikus jantan dan betina yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok I (kontrol), II (ekstrak pelarut), kelompok II dan III. Tikus strain Sprague Dawley berusia 8 minggu, berat badan 127-221 gram diberi ekstrak rumput kebar dengan dosis 100 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB secara per oral setiap harinya. Pakan diberikan sebanyak 15 g / tikus / hari, sedangkan minum ad libitum. Pada kelompok I (kontrol), tikus tidak diberi ekstrak pelarut, kelompok II dan III diberi ekstrak rumput kebar peroral selama 28 hari, pengamatan gejala toksik dilakukan setiap hari sementara penimbangan dilakukan dua minggu sekali. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, temuan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kebar selama 28 hari tidak menyebabkan gejala toksik pada tikus jantan dan betina. Hasil pengukuran SGPT adalah 27,16 ± 1,88 U/L dan SGOT adalah 81,85 ± 5,75 U/L. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak rumput kebar tidak berpengaruh secara signifikan (p>0,05) terhadap kadar SGPT-SGOT pada tikus Wistar sebelum dan sesudah dilakukan pemberian.

Hyperlipidemia is a state of increased plasma lipid levels including an increase in triglycerides and total cholesterol, an increase in LDL (Low Density Lipoprotein) and a decrease in HDL (High Density Lipoprotein). The condition of hyperlipidemia can cause an increased risk of coronary heart disease. Kebar grass (Biophytum petersianum Klotzsch) is one of the medicinal plants found in Indonesia, especially in West Papua. This study was conducted to determine the effect of 28 days of oral Kebar n-hexane grass extract (Biophytum petersianum Klotzsch) on levels of Glutamic-Pyruvic Transaminase (SGPT) and Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase (SGOT). This study used eighteen male and female rats divided into 3 groups, namely goup I (control), II (solvent extract), group II and III. Sprague Dawley male and female rats aged 8 weeks, weight 127-221 grams were given kebar grass extract with dose of 100 mg / kg BW and 300 mg / kg BW orally every day. Feed is given as much as 15 g / rat / day, while taking ad libitum. In group I (control), rats were not given solvent extract, groups II and III were given kebar grass extract per oral for 28 days, observation toxic symptoms is done every day while weighing is done every two weeks. Based on the results obtained in this study, the findings indicate that Kebar extract for 28 days did not cause toxic symptoms in male and female rats. The results of SGPT is 27,16 ± 1,88 U/L and SGOT is 81,85 ± 5,75 U/L. The results of administration of kebar grass extract not significantly influenced (p>0,05) on SGPT-SGOT levels in Wistar rats before and after administration.

Kata Kunci : Hiperlipidemia, Rumput Kebar, SGPT, dan SGOT