Potensi Produksi Benih pada Pertanaman Uji Provenans Jati (Tectona Grandis) di KHDTK Wanagama
ERVINA KURNIASARI, Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P.;Dr. Yeni Widyana, NR, S.Hut., M.Sc.
2019 | Skripsi | S1 KEHUTANANKeberhasilan KHDTK Wanagama, Gunung Kidul dalam rehabilitasi lahan kritis telah memunculkan pemikiran untuk memberi nilai tambah pertanaman yang ada di hutan pendidikan ini sebagai sumber benih, yang diharapkan nantinya akan menjamin penyediaan benih untuk kegiatan penanaman komersial maupun non komersial. Salah satu pertanaman yang dipilih sebagai alternatif sumber benih jati adalah uji provenans PPGM-T73-88 yang berumur 31 tahun di Petak 17 Wanagama, yang tersusun atas 21 provenans, ditanam dalam 5 blok, 4 treeplot, dan jarak tanam 4m x 4m. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui provenans yang adaptif berdasarkan karakter yang diamati, dengan harapan informasi dari penelitian ini dapat berguna apabila pertanaman akan disertifikasi sebagai sumber benih. Pertanaman dievaluasi berdasarkan karakter tinggi, diameter, dan potensi produksi benih dengan menggunakan metode Varghese selama periode pembungaan 2018 dan 2019. Potensi produksi benih didapatkan dengan mengalikan hasil penaksiran potensi produksi bunga dan buah, angka keberhasilan reproduksi jati, dan jumlah biji jati pada setiap buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa provenans Deling dan Bangilan merupakan provenans yang paling adaptif berdasarkan karakter tinggi, diameter, dan potensi produksi benih. Secara berurutan tinggi provenans Deling dan Bangilan, yaitu 13,86 m dan 13,52 m; diameter sebesar 34,73 cm dan 29,17 cm; serta potensi produksi benih sebesar 11,39 kg/tahun dan 12,26 kg/tahun.
The success of Wanagama on rehabilitation of critical land area suggested an idea to increase the value of Wanagama plantations as a seed source for commercial and non-commercial planting purposes. A 31 years old provenance trial plantation PPGM-T73-88 located in Compartment 17, made in 5 block, 4 tree plots, and 4m x 4m spacing, was selected to be an alternative seed source. This study was aimed to evaluate the possibility of the plantation to be a seed source, by selecting the adaptive provenances based on the height, diameter, and the potential of seed production characteristics. Evaluation on the potential of seed production was conducted based on the Varghese methods during flowering period of year 2018 and 2019. The potential of seed production was gained from multiplication of potential of flower and fruit production, reproductive success number of teak, and number of seed in a teak fruit. This study concluded that Deling and Bangilan provenances are the most adaptive provenances for all of three characteristics. Respectively, the heights of both provenances are 13,86 m and 13,52 m; the diameters are 34,73 cm and 29,17 cm; and the potential of seed production are 11,39 kg/year and 12,26 kg/year.
Kata Kunci : jati, uji provenans, potensi produksi benih, Wanagama, sumber benih;teak, provenance trial, potency of seed production, Wanagama, seed source