Laporkan Masalah

PREDIKSI PANJANG TOTAL TUBUH DAN LEBAR PELVIS PADA KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus) DAN KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) BERDASARKAN PANJANG HUMERUS DAN PANJANG FEMUR

LUTHFI SINANTARIS, Dr. drh. Hery Wijayanto, MP.

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Kukang merupakan satwa primata nokturnal yang populasinya terus menurun setiap tahunnya. Bahkan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) pada tahun 2007 menaikkan status kukang menjadi Appendix I. Studi ilmiah mengenai kukang yang masih sedikit terutama dalam hal morfologi dan morfometri membuat identifikasi terhadap spesies kukang menjadi kurang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kemungkinan perbedaan ukuran morfologi anatomi spesies kukang jawa dan kukang sumatera dengan melihat morfometrik pengukuran panjang humerus dan panjang femur terhadap lebar pelvis dan panjang total tubuh, yang dapat membantu mengidentifikasi dan merekonstruksi ukuran tubuh. Pengukuran dilakukan menggunakan cadaver kukang yang terdapat di International Animal Rescue (IAR) dengan melakukan pengukuran langsung terhadap tulang. Pengukuran yang dilakukan berdasar pada metode pengukuran Schultz (1929) dan Driesch (1976). Data hasil pengukuran dilakukan uji korelasi dan uji regresi linier untuk mengetahui kekuatan hubungan sekaligus untuk membandingkan hasil masing-masing titik pengukuran. Hasil yang didapat dari penelitian menunjukan bahwa hubungan antara panjang femur dengan lebar pelvis memiliki kekuatan hubungan yang sangat kuat (0,827), sedangkan untuk kekuatan hubungan yang kuat dimiliki oleh hubungan antara panjang humerus dengan panjang femur (0,781), panjang humerus dengan panjang tubuh total (0,62) dan panjang femur dengan panjang humerus (0,781). Hasil penelitian menunjukan bahwa kukang jawa memiliki ukuran yang lebih besar dibanding kukang sumatera.

Slow lorises are nocturnal primates that is experiencing population decrease each year. In 2007 Convention on International Trade in Endangeres Species of Wild Fauna and Flora (CITES) had raised slow loris status to Appendix I. Lack of slow loris researches especially on morphology and morphometry makes slow loris species identification to be inacurate. This research is purposed to find differences in anatomy morphology between Javan slow loris and Sumatran slow loris based on the comparison of its humerus length and femur length towards its pelvic breadth and total body length to help identification and reconstruction of slow loris body. The measurement was done on slow loris cadaver bones at International Animal Rescue (IAR) based on Schultz (1929) and Driesch (1976). The measurmenet's data was tested with correlations test and linier regression test. The results show very strong correlations (0,827) between femur length to its pelvic breadth, while a strong correlations was owned by correlations between humerus length with femur length (0,781), humerus length with total length (0,62) and femur length with humerus length (0,781). By comparing measurements results between Javan slow loris and Sumatran slow loris, Javan slow loris has longer humerus and femur, it also has a wider pelvic, whereas Sumatran slow loris has longer body than Javan slow loris.

Kata Kunci : femur, humerus, kukang, uji korelasi, uji regresi linier

  1. S1-2019-382774-abstract.pdf  
  2. S1-2019-382774-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-382774-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-382774-title.pdf