Laporkan Masalah

PANIC SELLING DIBURSA EFEK INDONESIA

Ari Budhono, Sukmawati Sukamulja, Prof., Dr.

2008 | Tesis | Magister Manajemen

Memprediksi pergerakan pasar saham memang tidak mudah. Ribuan buku tentang cara bermain saham telah diterbitkan, bahkan seminar-seminar yang berhubungan dengan saham telah diadakan, namun belum ada teori yang dapat menentukan pergerakan saham secara tepat. Tidak ada ilmu pengetahuan apapun yang mampu menebak dengan tepat tentang arah perilaku pasar saham. Seringkali dijumpai pergerakan saham yang diluar prediksi sebelumnya, sehingga terjadi penurunan atau kenaikan harga saham yang demikian besar pada kurun waktu tertentu dan tidak disebabkan oleh kineija emiten yang jelek, atau fundamental ekonomi suatu negara yang sedang menurun letapi disebabkan oleh pelaku pasar yang sedang dilanda kepanikan atau lebih dikenal dengan panic selling. t Panic selling merupakan produk dari pemain saham yang sudah berfikir tidak rasional lagi, sehingga melakukan transaksi jual tanpa mempertimbangkan kondisi tpVnikal maupun fundamental. Dalam penelitian ini mencoba untuk menganalisa faktor penyebab panic selling yang kejadiannya sering berulang-ulang. Penelitian menggunakan data indeks regional (Amerika, London, Jerman, Perancis, Jepang, Korea, Hongkong, Singapura) dari tahun 2005- 2007 Penelitian ini bersumber dari penelitian event study yang dikembangkan oleh Priscillia Liang (2007) melakukan pengujian dampak kepanikan pasar pada saat krisis yang teijadi pada tahun 97 - 98 pada saham di kawasan ASEAN . Hasil penelitian membuktikan bahwa indeks regional berpengaruh terhadap IHSG dan panic selling hanya teijadi pada jam pembukaan saja.

How to predict market is not quiet easy. Even thousand of book already published still there aren't theory that can predict the market exactly. Panic selling occurs when a stock price rapidly declines on high volume. This often happens when some event forces investors to re-evaluate the stock's intrinsic value or when short-tenn traders are able to force the slock price down far enough to trigger long-term stop-losses. The declining price has not been caused by the weak of company or fundamental economic but due to panic. The panic creates a tremendous opportunity for botiom-fishers to initiate long positions, especially if the event behind the panic selling was non-material or speculative in nature. ] The panic happens due to irrational action by investor. The investor thinks irrational and takes transaction without considering fundamental analysis and technical analysis. The Research analyze the panic in Jakarta Stock Exchange that caused by Regional Index (America, London, German, Franc, Japan, Korean, Hong Kong, Singapore) from 2005- 2007. The Research inspiring from event study that has developed by Priscillia Liang (2007) that analyzes the Crisis Five's stock and bond country indices during the Asian financial crisis, and finds that none of the behavioral claims stand in Asian stock markets. This Research will prove that Regional index influenced IHSG and the panic happened only 10 minutes in pre-trading.

Kata Kunci : panic selling

  1. S2-FEB-2008-Ari_Budhono-Abstract.pdf  
  2. S2-FEB-2008-Ari_Budhono-Bibliography.pdf  
  3. S2-FEB-2008-Ari_Budhono-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-FEB-2008-Ari_Budhono-Title.pdf