Rusunawa di Yogyakarta dengan Pendekatan Konstruksi Volumetrik-Adaptif

Raden Bimanova Adiasta Permana , Dr.Eng.Ir.Ahmad Sarwadi, M.Eng.

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Dengan status negara berkepadatan penduduk tertinggi, Indonesia memiliki masalah yaitu kekurangan penyediaan permukiman yang layak. Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan ketersediaan hunian yang layak disebut dengan backlog. Di Yogyakarta, fenomena backlog menyebabkan suatu hunian diisi lebih dari standar kelayakan jumlah penghuni. Kasus ini sering dijumpai dalam rusunawa. Lambat laun, rusunawa tersebut akan menjadi kumuh. Hal ini disebabkan hunian tidak mampu bertumbuh atau beradaptasi dengan kenaikan jumlah penghuni dan aktivitas lainnya. Akan tetapi, penyediaan perumahan rakyat yang adaptif terhadap kebutuhan penghuni di Yogyakarta masih minim, atau dapat dikatakan belum terdapat inovasi untuk menyelesaikan masalah ini. Dalam menanggapi kasus ini, rusunawa dengan pendekatan modular-volumetrik diterapkan untuk mencapai adaptabilitas ruang (ekspansibilitas, konvertabilitas dan versatilitas).

Indonesia as the one of highest population density country on the world, has a problem of decent and representative settlement. The population growth is not followed by housing availability; this case in context of settlement problems is called backlog. In Yogyakarta, the backlog phenomenon causes some houses or residences are filled more than the standard eligibility for the number of residents. This case is often found in Indonesian subsidized flats (rusunawa). Gradually, rusunawa become slum. The design of residences can't allow the increasing number of occupants and augmentation of residentals new activities. However, Yogyakarta lack of adaptive flats (rusunawa) or it can be said that there have been no innovation to solve this problem. In an effort to solve that problem, rusunawa with a modular-volumetric method is applied to achieve space adaptability.

Kata Kunci : rusunawa, volumetrik, adaptif