VARIASI STATUS RECORDING TERHADAP SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN PREGNANCY RATE (PR) PADA KELOMPOK TERNAK SAPI POTONG

AGHNIA AFIFIA P, drh. Agung Budiyanto, MP., Ph. D.

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Recording merupakan salah satu cara untuk mengukur penampilan reproduksi. Performa reproduksi merupakan indikator keberhasilan pemeliharaan sapi potong. Belum banyak penelitian yang meneliti tentang gambaran variasi manajemen recording terhadap S/C dan PR. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem recording IB pada kelompok ternak di Yogyakarta dan mengetahui pengaruh variasinya pada manajemen recording pada S/C dan PR. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Ternak Handini Mukti, Kelompok Ternak Mergo Andini Makmur, dan Kelompok Ternak Andini Mulyo pada bulan September-November 2018. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung dan wawancara peternak. Sampel yang digunakan berjumlah 41 ekor sapi potong yang terdiri dari sapi yang sudah pernah beranak dan sapi dara yang sedang bunting. Data yang diambil meliputi nama pemilik, alamat pemilik, jenis sapi, umur, kelengkapan kartu ternak, kelengkapan kartu IB, frekuensi IB, status kebuntingan dan frekuensi melahirkan. Data recording IB dibagi menjadi tiga kategori yakni lengkap, tidak lengkap, dan tidak dilakukan recording. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dan secara statistik dengan uji One-Way ANOVA. Berdasarkan uji statistik One-Way ANOVA, didapatkan hasil signifikan (P<0,05) atau terdapat pengaruh kelengkapan recording IB terhadap S/C dan PR sapi potong di kelompok ternak di Yogyakarta. Nilai S/C untuk sapi pada kelompok dengan recording IB lengkap, tidak lengkap, dan tidak dilakukan recording secara berurutan adalah 1,39; 3,1; dan 1,67. Nilai PR pada sapi pada kelompok dengan recording lengkap, tidak lengkap, dan tidak dilakukan recording adalah 37,5%; 33%; dan 33%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status recording pada kelompok sapi potong berpengaruh pada performa reproduksi.

Recording is one way to measure reproduction performance. Reproductive performance is an indicator of successful beef cattle breeding. Not many research that examine the overview of recording management on S/C and PR. The research was conducted to determine the overview of the artificial insemination recording system in livestock groups in Yogyakarta and to know the effect of variation in recording management on S/C and PR. This study was conducted in Handini Mukti Livestock Group, Mergo Andini Makmur Livestock Group and Andini Mulyo Livestock Group in September-November 2018. The research was conducted by survey method through direct observation and farmer interviews. The sample of the research used were 41 beef cattle that had calf and pregnant heifers. The data taken include the name of the owner, address of the owner, type of beef cattle, age, completeness of artificial insemination card, frequency of artificial insemination, pregnancy status, and parturition frequency. Artificial insemination data divided into three categories, complete, not complete, and not recorded. The data analyzed descriptively and statistically by the One-Way ANOVA test. Based on the One-Way ANOVA statistical test, the result were not significant (P>0,05) or there was no effect on completeness of artificial insemination recording on S/C and PR of beef cattle in livestock group in Yogyakarta. S/C values for cattle in group with complete recording of artificial insemination, not complete recording of artificial insemination, and not record were 1,39; 3,1; and 1,67. PR values for cattle in group with complete recording of artificial insemination, not complete recording of artificial insemination, and not record were 37,5%; 33%; and 33%. The conclusion of this research is recording status of beef cattle livestock group has an effect on reproductive performance.

Kata Kunci : Recording, service per conception, pregnancy rate