PEMANFAATAN SILASE JAGUNG (Zea mays) SEBAGAI PAKAN BASAL DENGAN SUPLEMEN SUMBER PROTEIN PADA KAMBING BLIGON BETINA
Qurniyawati, Septi , Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA
2010 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANPenelitian ini bertujuan untuk membuat alternatif pengawetan hijauan pakan ternak yang dapat diterapkan pada peternak terutama untuk persediaan musim kemarau. Silase dibuat dari tanaman jagung (masak susu) yang ditempatkan dalam silo berupa plastik polyetilen 80x40 cm dengan kapasitas kurang lebih 15 kg. Sebelum diberikan pada ternak, silase jagung diperam minimal selama 21 hari. Ternak yang digunakan adalah 15 ekor kambing bligon betina berat 20,3 sampai 32,8 kg dibagi secara acak dalam tiga kelompok perlakuan yaitu kelompok R.1 (kontrol) diberi pakan basal Gliricidia maculata dan rumput Brachiaria brizantha, kelompok R.2 (perlakuan 1) diberi pakan basal silase jagung dan suplemen 247,02 g, kelompok R.3 (perlakuan 2) diberi pakan basal silase jagung dan suplemen 371,88 g. Studi kecernaan menggunakan metode kecernaan in vivo, yang terdiri dari dua periode yaitu periode adaptasi dan periode koleksi. Pemberian pakan, sisa pakan dan feses dicatat dan diambil sampelnya selama periode koleksi. Sampel pakan, feses dan sisa pakan dianalisis proksimat BO, SK, dan LK. Variabel yang diamati adalah kualitas fisik dan pH silase, KBO, KSK, KLK, KcBO, KcSK, dan KcLK. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisi one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian terhadap nilai pH silase silo 1, 2 , dan 3 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. KBO, KSK dan KLK (g/kgBB/hari ) pada R.1, R. 2, dan R.3 berturut-turut sebesar 27,60, 5,75 dan 0,97; 21,98, 5,43 dan 1,23; 24,41, 6,18 dan 1,57. KcBO, KcSK dan KcLK (%) pada R.1 berturutturut sebesar 64,73, 49,27 dan 53,28, pada R.2 berturut-turut sebesar 71,33, 67,12 dan 93,73 sedangkan pada R.3 berturut-turut sebesar 72,77, 70,13 dan 96,93. Penggunakan silase tanaman jagung sebagai pakan basal dengan suplemen sumber protein mampu meningkatkan KcBO, KcSK dan KcLK. Kata kunci : Suplemen, Konsumsi, Kecernaan, Kambing Bligon, Silase jagung
This research was intended to make alternative preservation of forages which can be implemented for stock in dry season. Corn silage was made by ensilaging corn plant, at milk stage, in 15 kg polyethylene plastic silos for 21 days. Fifteen male bligon goats, live weight ranging from 20.3 kg to 32.8 kg were randomly allocated into three groups of treatments. Group 1 (R1) was fed G. maculata and B. brizantha, group 2 (R2) was fed corn silage and 247.02 g protein supplement, while group 3 (R3) was fed corn silage and 371.88 g protein supplement. Total collection technique was applied to measure feed consumption and digestibility. Sample of diet, feces and residual diet were analized using proximate OM, CF, and EE. The variable observed were physical quality and silage pH, intake of OM, CF, EE, digestibility of OM, CF, and EE. The data was then tested using ANOVA one way analysis and continued by Duncan’s New Multiple Range Test. Results indicated that all silages were met physical and pH standard of good silage. Consumption of OM, CF and EE (g/kg BW/d) were 27.60, 5.75 and 0.97 for R.1, 21.98, 5.43 and 1.23 for R.2, and 24.41, 6.18, and 1.57 for R.3, respectively. Digestibility of OM, CF and EE (%) were 64.73, 49.27 and 53.28 for R.1, 71.33, 67.12 and 93.73 for R.2, and 72.77, 70.13 and 96.93 for R.3, respectively. It was concluded that supplementation of protein feed to corn silage as based diet for goats increased nutrient digestibility. Key words: Supplement, Feed consumption, Nutrient digestibility, Bligon goats, Corn silage
Kata Kunci : Suplemen, Konsumsi, Kecernaan, Kambing Bligon, Silase jagung