Laporkan Masalah

GAMBARAN RETAK BASIS CRANII PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS SEPEDA MOTOR YANG MENINGGAL DUNIA PADA PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK DI RSUP DR. SARDJITO PERIODE 2011-2015

NOVIA DWIWIRA RIZKY, dr. Hendro Widagdo, Sp.F; dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp.F; dr. IBG Surya Putra Pidada, Sp.F

2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang : Dewasa ini, kecelakaan lalu lintas sudah menjadi hal yang marak dan lazim terlebih pada kecelekaan lalu lintas sepeda roda dua (motor). Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya mengendarai sepeda roda dua (motor) yang mengakibatkan insidensi kejadian ini tidak sedikit, tidak tanggung-tanggung perkiraan dari cara mengukur kualitas hidup pada tahun 2020 peringkat kecelakaan lalu lintas berubah dari peringkat 9 menjadi 3. Kecelakaan yang terjadi di tempat kejadian perkara (TKP) yang tidak tertolong (merenggut korban jiwa) ini sangat meresahkan. Karena banyaknya insidensi yang terjadi oleh karena itu, dari segi forensic akan diteliti lebih lanjut penyebabnya terlebih pada bagian kepala yaitu retak basis cranii. Tujuan : untuk mengetahui gambaran retak basis cranii berdasarkan fenomena perdarahan pada viscerocranium. Dilihat dari sudut pandang pemeriksaan kedokteran forensik. Metodologi : Penelitaan yang akan dilakukan dengan rancangan studi descriptive observasional. Data diambil dari data sekunder pada periode 2011-2015 yang berlangsung di RSUP. Dr. Sardjito. Hasil : Lebih dari 35% kasus retak basis cranii menggambarkan perdarahan campuran viscerocranium. Kesimpulan : Sebagian besar korban pada posisi sebagai pengemudi (rider) 91% dengan jenis kelamin laki-laki 77%. Dominan 36% adalah kelompok usia remaja akhir (17-25 tahun). Lebih dari 35% kasus retak basis cranii menggambarkan perdarahan campuran viscerocranium.

Background : Today, traffic accidents have become widespread and prevalent especially in the accident of two-wheeled bicycle (motorbike) traffic. Indonesia is a developing country where the majority of the population rides motorbikes, which causes the incidence of this incident to be not small, unmitigated, the estimate of disability adjusted life year (DALY) in 2020 traffic accident ranking changed from rank 9 to 3. What happened at the crime scene that is not helped (claimed lives) is very disturbing. Because of the many incidences that occur because of this, forensic aspects will be investigated further, especially in the head part, which is cracking the base of cranium. Aim : To describe the basilar fracture cranii based on the phenomenon of bleeding in viscerocranium. Viewed from the point of view of a forensic medical examination. Methodology : The research will be conducted in a descriptive observational study. Data was taken from secondary data in 2011 - 2015 which took place in RSUP. Dr. Sardjito. Result : More than 35% of cases of cranii base fracture describe bleeding mixed viscerocranium. Conclusion : Most of the victims are in the position of driver (rider) 91% with male gender 77%. Dominant 36% is the final teen age group (17-25 years). More than 35% of cases of cranii base fracture describe bleeding mixed viscerocranium.

Kata Kunci : trauma, perdarahan, basis cranii, forensik, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan, bleeding, cranial base, forensic, traffic accident, accident

  1. S1-2019-383089-abstract.pdf  
  2. S1-2019-383089-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-383089-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-383089-title.pdf