Gaya Kepemimpinan pada Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras, Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Moyudan, Sleman, Yogyakarta
Febi Agus Dwi Riyanto, Dra. Agnes Sunartiningsih, MS
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANLansia atau penduduk yang berumur 60 tahun ke atas merupakan salah satu kelompok rentan yang menghadapi berbagai masalah sosial di masyarakat, mulai dari kesehatan, penelantaran dan social cost. Menurunnya kemampuan dan fungsi tubuh membuat lansia hanya ditempatkan sebagai kelompok yang dianggap membebankan anggota keluarganya. Seiring perkembangan waktu, semakin banyak jumlah lansia maka semakin banyak masalah sosial yang harus diselesaikan oleh berbagai pihak. Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berusaha mengatasi hal tersebut dengan cara membentuk kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL). Kelompok tersebut memiliki tujuan untuk menciptakan lansia yang tetap sehat, berdaya, aktif dan produktif. Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras menjadi salah satu BKL di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhasil mewujudkan tujuan tersebut. Setiap organisasi memiliki seorang pemimpin dengan kemampuannya dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan bawahannya. Setiap pemimpin juga memiliki caranya masing-masing dalam memimpin kelompoknya. Cara seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya dapat disebut sebagai gaya kepemimpinan. Banyak tokoh yang mendeskripsikan beberapa macam gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam sebuah organisasi. Begitu juga pada BKL Mugiwaras, keberhasilan yang diraih dalam mengatasi permasalahan lansia tidak terlepas dari kemampuan dan cara yang digunakan oleh ketua BKL dalam mempengaruhi dan mengarahkan pengurus, kader, anggota dan lansia. Oleh sebab itu, penulis tergugah untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras dalam mewujudkan lansia yang sehat, berdaya, aktif dan produktif. Penelitian ini dilakukan di Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Terdapat beberapa informan yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini, yaitu Ketua BKL Mugi Waras, pengurus, kader, anggota dan tokoh masyarakat. Adapun temuan dari penelitian ini adalah pemimpin BKL Mugi Waras menerapkan Gaya Kepemimpinan Partisipatif-Demokratis. Perpaduan gaya kepemimpinan tersebut diperkuat dengan karakter pemimpin yang paternalistik dan kharisma kuat yang melekat pada diri ketua BKL Mugi Waras. Gaya kepemimpinan tersebut ditunjukkan dengan beberapa ciri-ciri yang ditemukan. Pemimpin mampu menciptakan kerja sama dengan cara selalu berkonsultasi dan menerima pendapat, ide, saran maupun gagasan dari pihak internal (bawahan) dan pihak eksternal (tokoh masyarakat). Adanya pembagian kerja yang jelas dan pengurus yang merupakan seorang pensiunan-pensiunan, mendukung kesuksesan yang diraih BKL Mugi Waras. Gaya kepemimpinan tersebut menciptakan aspek positif dan aspek negatif yang mampu dijadikan pelajaran oleh pemimpin lain dalam memimpin kelompoknya.
The elderly or residents aged 60 years and over are one of the vulnerable groups that faces various social problems in the community, such as healthy, neglect and social cost. The decreased of ability and the function of the body placed the elderly as a group that is considered to be a burden to their family members. Over time, the increasing number of elderly people also increases the social problems that must be solved by various parties. Through Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), the government tried to overcome this by forming a group of Bina Keluarga Lansia (BKL). The group aims to construct elderly people to remain healthy, empowered, active and productive. Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras became one of the BKLs in Daerah Istimewa Yogyakarta which succeeded in realizing this goal. Every organization has a leader with the ability to influence, to direct and to control his subordinates. Each leader also has their own way of leading the group. The way a leader carries out his leadership can be called as a leadership style. There are many figures who describe several types of leadership styles to be applied in an organization. Likewise, in BKL Mugiwaras, the success achieved in overcoming the problems of the elderly is inseparable from the abilities and methods used by the head of BKL in influencing and directing their administrators, cadres, members and the elderly. Therefore, the author was intrigued to identify the leadership style applied to Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras in realizing a healthy, empowered, active and productive elderly. This research was conducted in Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY using a qualitative method with a descriptive approach. The data collection is done by literary study, interviews, observation and documentation. There were several informants who became sources of information in this study, namely the head of BKL Mugi Waras, administrators, cadres, members and the community leaders. The study finds that the head of BKL Mugi Waras applied a DemocraticParticipatory Leadership Style. The combination of the said leadership style is reinforced by the fatherly character of the leader and the inherent strong charisma by the head of the BKL Mugi Waras. The leadership style is indicated by several traits that were found. The leader is able to create cooperation by always consulting and receiving opinions, ideas, suggestions and ideas from internal parties (subordinates) and external parties (community figures). The existence of a clear division of labor and the administrators who are retirees had supported the success achieved by BKL Mugi Waras. This leadership style creates positive aspects and negative aspects that can be used as lessons by other leaders in leading their groups.
Kata Kunci : Bina Keluarga Lansia, Kepemimpinan, Gaya Kepemimpinan