KONFLIK AKTOR PADA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN PASIR BESI KULON PROGO PADA TAHUN 2016-2018

Viny Laili Dhianta, Dr.Phil.Ag Subarsono, M.Si.,M.A

2019 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

INTISARI Pada tahun 2008, kebijakan pembangunan pertambangan pasir besi mulai masuk di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebijakan tersebut dilatar belakangi oleh inisiasi dari PT. JMI sebagai perusahaan konstruksi tambang pasir besi dan peran pemerintah sebagai kuasa legal dalam pemberian ijin. Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk membantu peningkatan PAD, pembukaan lapangan kerja, dan menumbuhkan industri besi baja di daerah ke dalam turunan industri baja lainnya yang dapat menghasilkan nilai tambah. Namun, perjalanan kebijakan tersebut tidak berjalan mulus dan menuai berbagai pro-kontra di berbagai lapisan masyarakat. Pada tahun 2016 hingga 2018, terdapat berbagai pergeseran kontestasi kepentingan dari para aktor konflik yang terlibat di dalamnya, hingga mampu mempengaruhi perjalanan kebijakan pembangunan tambang pasir besi di Kulon Progo tersebut. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis kepentingan dan kontestasi para aktor konflik yang terlibat di dalam kebijakan pembangunan pertambangan pasir besi di Kulon Progo pada tahun 2016-2018. Pada penelitian ini menggunakan teori aktor konflik dan teori kebijakan publik dalam konflik sebagai pisau analisisnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan menggunakan metode studi kasus dengan menelaah berbagai aspek secara komprehensif dari para aktor yang terlibat dalam konflik kebijakan. Temuan dalam penelitian ini bahwa peran kontestasi para aktor konflik mempengaruhi perkembangan kebijakan, seperti dengan adanya suspensi selama dua tahun dapat mereduksi situasi konflik berubah menjadi ke fase de-eskalasi. Meskipun hubungan antar aktor konflik yang lain masih ditemukan berada pada intensitas konflik unstable-peace dan berpotensi terjadi open-conflict apabila tidak disertai dengan manajemen konflik yang tepat. Selain itu, temuan lain dalam penelitian ini adalah konflik tidak selalu berorientasi pada perbedaan yang kemudian akan memicu perpecahan, tetapi konflik bisa bersifat integrasi dan disintegrasi tergantung pada pengelolaan konflik itu sendiri.

In 2008, the development policy of iron sand mining began to enter in Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. The policy was motivated by the initiation of PT. JMI as an iron sand mining construction company and the government's role as a legal power in granting licenses. This policy is also intended to help increase Locally-Generated Revenue, open employment, and grow the steel industry in the regions into other steel industry derivatives that can produce added value. However, the journey of the policy did not go smoothly and reaped various pros and cons in various layers of society. In 2016 until 2018, there were various shifts in the contestation of interests of the conflict actors involved, so that it was able to influence the course of the development of the iron sand mine in Kulon Progo Regency. The purpose of this research was to analyze the interests and contestation of the conflict actors involved in the development policy of iron sand mining in Kulon Progo Regency in 2016-2018. In this study using the actor's theory of conflict and the theory of public policy in conflict as the knife of analysis. The research method used is qualitative and uses a case study method by examining various aspects comprehensively from the actors involved in policy conflicts. The findings in this research that the role of contestation of conflict actors affect policy development, such as the existence of a suspension for two years can reduce the conflict situation turns into a de-escalation phase. Although the relationship between other conflict actors is still found to be in the intensity of the unstable peace conflict and the potential for open conflict, if it is not accompanied by appropriate conflict management. In addition, another finding in this research is that conflict is not always oriented to differences which will then trigger divisions, but conflicts can be integrated and disintegrating depending on the management of the conflict itself.

Kata Kunci : Konflik Aktor, Konflik Kebijakan, Tambang Pasir Besi