SURVIVAL RATE PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
RIRIS MARIA T, dr. Ahsanudin Attamimi, SpOG(K), M.Med.Ed, Prof.DR.dr. Heru Pradjatmo, M.Kes.,SpOG(K)
2019 | Tesis-Spesialis | OBSTETRI DAN GINEKOLOGILatar belakang: kanker serviks adalah penyebab kematian keempat di dunia. Angka kematiannya terus bertambah dengan tingkat pertambahan kematian sampai dengan 7% pertahunnya. Di Indonesia kanker serviks masih merupakan ancaman kematian. Terapi yang diberikan juga belum menjadi jaminan untuk meningkatkan umur rata-rata penderita kanker serviks. Perlunya penelitian untuk mengetahui Survival penderita kanker serviks ini menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan terapi. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui five years survival rate pada penderita kanker serviks yang dirawat di RSUP Sardjito Yogyakarta dan untuk mengetahui terapi yang paling tepat guna meningkatkan survival rate penderita kanker serviks di RSUP Sardjito Yogyakarta. Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif dimana pasien kanker serviks di amati lewat rekam medis sampai akhir masa studi. Analisis dengan menggunakan Log rank test dengan kurva Kapplan Meier dan Regresi Cox. Hasil : Subyek penelitian sebanyak 157 pasien, 30,57% meninggal dan 69,4 % masih hidup sampai akhir penelitian. Mean survival pasien kanker serviks 56,33 bulan. Lama rata-rata hidup stadium dini 69,4 bulan dan stadium lanjut 27 bulan, dengan angka harapan hidup 5 tahun sebanyak 31,5%, dan 4,1%. Pada stadium dini terapi kombinasi operasi kemoradiasi memiliki survival rate lebih tinggi dibanding terapi kombinasi operasi kemoterapi (p=0,053 HR 3,23). Pada stadium lanjut terapi kemoradiasi memiliki survival rate yang lebih tinggi dibanding dengan kemoterapi (p= 0,013; HR 6,14). Kesimpulan: Angka harapan hidup 5 tahun stadium dini sebanyak 31,5%, dan stadium lanjut 4,1%. Tatalaksana kanker serviks yang tepat akan meningkatkan angka survival rate penderita kanker serviks yakni terapi kombinasi operasi kemoradiasi pada stdium dini dan kemoradiasi pada stadium lanjut. Faktor yang mempengaruhi survival adalah paritas, stadium, derajat diferensiasi sel dan terapi.
Backgroud: cervical cancer is an fourth important cause of morbidity and mortality among woman in the world. From the statistic the mortality case of the cervical cancer increases over 7% a year. In Indonesia, cervival cancer is one of the most cancer which increase year by year. Knowledge of survival is essential to design strategies for prolonging the life of cervical cancer patients. Objective: the aim of this study were to determine the five years survival rate and the right treatment to increase survival rate of cervical cancer patients in Sardjito Yogyakarta. Methods: this study using retrospective Cohort study. Patient were follow up from the first time came to Sarjito Hospital until the end of study. Mean and median survival was analyzed by log rank test and presented as Kapplan Meier curves. The prognostic factors meassured by Cox regression. Result: among 157 cervical cancer patients, 30.57% was died dan 69.4 % stay alive until the end of study. Mean survival of cervical cancer patients was 56.33 month. Survival rate of early stage is 69.4 month and the late stage was 27 month with Five YSR 31.5% and 4.1%. Treatment of early stage with hystrerectomy radical-chemoradiation had survival rate higher than hysterectomy chemotherapy (p=0.053 HR 3.23). Treatment of late stage chemoradiation had survival rate higher than chemotherapy (p= 0.013; HR 6.14). Conclusion: The five YSR early stage is 31.5% and late stage is 4.1%. The management of early stage with hystrerectomy radical-chemoradiation and late stage with chemoradiation can increase survival rate of the patient. The age of patient, parity, the tumor stage , grade of differentiation of histology and type of treatment used influenced the survival rate of patients.
Kata Kunci : kanker serviks, Survival rate, RSUP Sardjito Yogyakarta, cervical cancer, survival rate, Dr.Sardjito Hospital of Yogyakarta