Prevalence of Coronary Heart Disease and Cardiovascular Risk Factors in Sleman District, Yogyakarta, Indonesia
SEKAR ATMAHAYU T, Dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D; Dr Dwi Aris A. Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D
2019 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi akibat perkembangan plak pada dinding arteri koroner yang menyebabkan berku-rangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otot jantung. PJK menyebabkan kematian dini, mengurangi kualitas hidup dan membutuhkan biaya yang tinggi untuk perawatan kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk menilai prevalensi PJK dan hubungannya dengan faktor risiko kardiovaskular (asupan makanan asin, asupan makanan kolesterol tinggi, merokok, jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, pendidikan dan faktor geografis) di Kabupaten Sleman Tujuan: Untuk mendeskripsikan hubungan antara PJK dan faktor risiko kardio-vaskular (asupan makanan asin, asupan makanan kolesterol tinggi, merokok, jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, pendidikan dan faktor geografis) di Kabupat-en Sleman Metode: Desain penelitian adalah studi cross sectional menggunakan data sekunder dari HDSS siklus 1-3 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Kriteria subjek berusia 25-64 tahun dan menjawab semua variabel yang diperlukan dalam penelitian ini seperti diagnosis PJK, asupan makanan asin, asupan makanan berkolesterol tinggi, merokok, jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, pendidi-kan dan faktor geografis. Data dianalisis dengan uji kai kuadrat dan dikelompok-kan ke dalam data binomial Hasil: Ada 54 dari 1641 subjek (3,29%) dalam penelitian yang terdiagnosis dengan PJK. Mayoritas subjek jarang mengkonsumsi makanan asin dan makanan berkolesterol tinggi. Sebagian besar subjek tidak pernah merokok. Subjek wanita dan lansia mendominasi dalam penelitian ini. Sebagian besar memiliki status sosial ekonomi tinggi, pendidikan tinggi dan tinggal di perkotaan. Kesimpulan: Prevalensi PJK di Kabupaten Sleman adalah 3,29%. Kami menemukan bahwa pria, usia tua, status sosial ekonomi rendah, daerah urban, ser-ing mengonsumsi makanan asin dan merokok memiliki risiko untuk PJK dengan rasio odds 1,34, 1,69, 1,02, 1,08, 1,35 dan 1,59. Namun, hasilnya tidak signifikan secara statistik (p>0,05).
Background: Coronary Heart Disease (CHD) is a disease which happened due to the development of plaque on the coronary artery wall which causes the decrease in oxygen and nutrition supply to the heart muscle. CHD causes early deaths, re-duced quality of life and increased costs for health care system. This study was conducted to assess the prevalence of CHD and its relation with cardiovascular risk factors (salty food intake, high cholesterol food intake, smoking, sex, age, so-cial economy status, education and geographic factor) in Sleman District. Objectives: To describe the relation between CHD and cardiovascular risk factors (salty food intake, high cholesterol food intake, smoking, sex, age, social economy status, education and geographic factor) in Sleman District. Method: The study design is a cross sectional study using secondary data from HDSS cycle 1-3 in Sleman District of Yogyakarta, Indonesia. The subject criteria were aged 25-64 year and answered all variables needed in this study such as di-agnosis of CHD, salty food intake, high cholesterol food intake, smoking, sex, age, social economy status, education and geographic factor. The data was ana-lyzed with chi-square statistics and grouped into binomial data. Result: There were 54 of 1641 subjects (3.29%) include in this study were diag-nosed with CHD. Majority of subjects rarely consumed salty food and high cho-lesterol food. Most of the subjects never smoked. Female subjects and elderly predominates in this study. Most of the subjects has high social economy status, high education and reside in urban areas. Conclusion: Prevalence of CHD in Sleman District is 3.29%. We found that male, older age, lower social economy status, urban area, frequently consumed salty food and smoked has higher risk to have CHD with odds ratio 1.34, 1.69, 1.02, 1.08, 1.35, and 1.59 respectively. However, the result was not statistically signifi-cant (p>0.05).
Kata Kunci : Coronary heart disease, HDSS, salty food, high cholesterol food, smoking