Laporkan Masalah

DINAMIKA PENDAMPING DALAM PENGELOLAAN PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SEJAHTERA XV.SLKT.005 (Studi pada Program KUBE Dusun Nambongan, Caturharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Dwi Pamuji Ismoyo, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos.,M.Si

2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Salah satu upaya pemerintah mewujudkan kemandirian, penguatan, dan pengembangan masyarakat untuk dapat mengurangi tingkat kemiskinan adalah melalui pemberdayaan masyarakat. Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil Menengah saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Namun bukan berarti UMKM tanpa suatu problematika atau masalah. Permasalahan yang muncul berkaitan erat dengan keberadaan pendamping atau fasilitator dalam mendampingi UMKM. Minimnya bimbingan menjadikan UMKM sulit untuk berkembang. Kurangnya tenaga pendamping di lapangan menyebabkan banyak UMKM yang belum tersentuh layanan konsultasi dan pendampingan. Pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia melakukan upaya dalam menangani masalah kesejahteraan melalui program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), KUBE bertujuan untuk mempercepat penghapusan kemiskinan. Pada perkembangannya, banyak KUBE yang mati suri atau sudah tidak beroperasi lagi. Banyak faktor yang melatarbelakangi kemunduran eksistensi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), salah satunya adalah minimnya terobosan atau strategi yang dilakukan oleh KUBE dan pendamping yang menunjang keberhasilan KUBE dalam mengatasi masalah kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan konsep pendampingan, konsep tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan strategi pendamping dalam pengelolaan program KUBE. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk menggali data secara lebih mendalam. Informan yang berhasil diwawancarai berjumlah 9 orang yang terdiri dari pengurus KUBE, pendamping dan Kepala Dusun Nambongan, Dinas Sosial Kabupaten Sleman serta Penasihat KUBE. Penentuan informan menggunakan teknik sampel bertujuan supaya peneliti dapat memperoleh data secara lengkap dan mendalam sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pendamping untuk mempertahankan eksistensi program KUBE yaitu dengan mengoptimalkan 3 indikator keberhasilan KUBE (bidang ekonomi, bidang sosial, bidang kelembagaan) dengan terobosan yang dilakukan pendamping. Selain memiliki strategi tersebut, pendampingan juga menemui sejumlah hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pendampingan diantaranya pola pikir masyarakat yang masih konvensional. Oleh karena itu peneliti melakukan pemetaan hambatan supaya pelaksanaan program pendampingan bisa berkembang dan dimaksimalkan.

One of the government's efforts to realize independence, strengthening, and community development in order to reduce poverty is through community empowerment. In Indonesia, Micro, Small and Medium Enterprises are now considered as an effective way of alleviating poverty. But that does not mean UMKM without a problem or problem. The problems that arise are closely related to the existence of a companion or facilitator in assisting UMKM. The lack of guidance to make UMKM difficult to develop. The lack of assistants in the field has caused many UMKM to have not been touched by consultancy and assistance services. The Government through the Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia made efforts in dealing with welfare issues through the Kelompok Usaha Bersama (KUBE) program, KUBE aimed at accelerating the elimination of poverty. In its development, many KUBE were suspended or no longer operating. There are many factors behind the decline of the existence of the Kelompok Usaha BErsama (KUBE), one of which is the lack of breakthroughs or strategies carried out by KUBE and assistants who support the success of KUBE in overcoming the problem of community welfare. This study uses the concept of mentoring, the concept is used to answer research questions related to companion strategies in managing the KUBE program. The research method used is qualitative which aims to explore data more deeply. There were 9 informants who were successfully interviewed consisting of KUBE administrators, assistants and Head of Nambongan Hamlet, Sleman Regency Social Service and KUBE Advisor. Determination of informants using sample techniques aims so that researchers can obtain data in full and in-depth in accordance with the knowledge possessed by informants. Data collection techniques used were observation, in-depth interviews, and documentation. The results showed that there were several strategies carried out by the facilitator to maintain the existence of the KUBE program, namely by optimizing the 3 indicators of KUBE success (economics, social fields, institutional fields) with the breakthrough made by the companion. In addition to having this strategy, mentoring also encountered a number of obstacles that emerged in the implementation of assistance, including the conventional mindset of the community. Therefore the researcher conducted a barrier mapping so that the implementation of the mentoring program could develop and be maximized.

Kata Kunci : Kelompok Usaha Bersama, strategi pendamping, hambatan/Kelompok Usaha Bersama(KUBE), companion strategies, obstacles

  1. S1-2019-378660-abstract.pdf  
  2. S1-2019-378660-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-378660-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-378660-title.pdf