Laporkan Masalah

Shopping Precinct Agrowisata Pagilaran dengan Pendekatan Arisitektur Bioklimatik

MERLANGEN ENFANI H, Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, M. Eng

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Lahan perkebunan teh Pagilaran dibuka sejak 1880-an dan terus berkembang meski beberapa kali berpindah kepemilikan mulai dari maskapai penerbangan belanda, perusahaan Inggris, kependudukan Jepang hingga berhasil dinasionalisasi. Kawasan tersebut mulai dibuka sebagai kawasan agrowisata sejak 1995 dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat sejak tahun 1997 hingga 2015 yaitu dari 1.309 orang hingga 371.950 orang. Namun demikian hingga sekarang belum terdapat suatu sentra perbelanjaan meski telah direncanakan sejak tahun 1996 melalui Rencana Induk Pembangunan Agrowisata Pagilaran. Pada usulan perancangan ini sentra perbelanjaan Agrowisata Pagilaran di kemas dalam suatu konsep shopping precinct yaitu kompleks pertokoan yang mengelilingi suatu plaza non kendaraan bermotor yang kontekstual dengan konsep Agrowisata Pagilaran, dan tidak mengesampingkan kondisi bioklimatik lokasi tersebut agar kelestarian alam dapat tetap berkelanjutan. Arsitektur bioklimatik sendiri merupakan pendekatan perancangan yang merespon kondisi lingkungan seperti geologis, mikroklimat, daya dukung lingkungan, dan hubungan antara manusia dan alam (dalam hal ini vegetasi dan satwa) di sekitarnya. Pada rancangan ini, relasi tersebut diimplementasikan bukan untuk mengambil manfaat seefisien mungkin dari alam untuk mengakomodasi kebutuhan manusia. Sebaliknya, pada rancangan ini kebutuhan manusia disesuaikan dengan daya dukung lingkungan.

Pagilaran tea plantation land opened since the 1880s and continued to grow despite several changes of ownership from Dutch airlines, British companies, Japanese population to successfully nationalized. The area began to be opened as an agro-tourism area since 1995 with a number of visits which continued to increase from 1997 to 2015, from 1,309 people to 371,950 people. However, until now there has not been a shopping center even though it has been planned since 1996 through the Master Plan for Agro Tourism Development. In this design proposal, Agro-tourism shopping centers are packed in a shopping precinct concept, a shopping complex that surrounds a non-motorized vehicle plaza that is contextual with the concept of agrotourism, and does not rule out the bioclimatic conditions of the location so that natural sustainability can be preserve. Bioclimatic architecture itself is a design approach that responds to environmental conditions such as geology, microclimates, environmental carrying capacity, and the relationship between humans and nature (in this case vegetation and animals) around it. In this design, the relationship is implemented not to take the benefits as efficiently as possible from nature to accommodate human needs. Conversely, in this design human needs are adjusted to the carrying capacity of the environment.

Kata Kunci : Agrowisata Pagilaran, shopping precinct, arsitektur bioklimatik

  1. S1-2018-333770-abstract.pdf  
  2. S1-2018-333770-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-333770-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-333770-title.pdf