Respons Kebijakan Luar Negeri Australia terhadap Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok: Dilema Pemenuhan Kepentingan Ekonomi dan Keamanan Nasional

ADAM CHAESAR, Dr. Dafri Agussalim, M.A.

2018 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada 2013, Tiongkok di bawah Pemerintahan Xi Jinping memperkenalkan sebuah skema kerjasama multilateral bernama Belt and Road Initiative (BRI) yang berusaha menghubungkan lebih dari 65 negara di dunia dalam kerangka investasi infrastruktur berharga miliaran dolar. Kerjasama ini mengundang atensi banyak negara di dunia, salah satunya ialah Australia. Situasi ini pun kerap menimbulkan dilema bagi Australia dengan pertanyaan utama bagaimana Australia dapat merespons kehadiran BRI, sebagai salah satu agenda kebijakan luar negeri utama di bawah Pemerintahan Malcolm Turnbull, mengingat Australia saat ini berada pada posisi bimbang antara harus memihak Tiongkok sebagai mitra utama ekonomi dan Amerika Serikat sebagai mitra utama keamanan yang memiliki hubungan kontroversial satu sama lain. Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana pertimbangan dan perumusan respons kebijakan luar negeri optimal Australia terhadap BRI dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal domestik menggunakan kacamata Realisme Neoklasik. Sehingga pada akhirnya, Australia memutuskan untuk tidak terlibat secara penuh dalam kerjasama multilateral BRI melainkan hanya sebatas penandatanganan MOU kerjasama khusus antara Perusahaan-perusahaan Australia dan proyek-proyek infrastruktur BRI di negara pihak ketiga serta berusaha untuk memperluas hubungan keamanannya ke dalam konteks keamanan regional.

In 2013, China under the Xi Jinping Government introduced a multilateral cooperation scheme called the Belt and Road Initiative (BRI) that sought to connect more than 65 countries in the world in the framework of billions of dollars worth of infrastructure investment. This cooperation attracts attention from many countries in the world, one of which is Australia. This situation has caused a dilemma for Australia with the main question of how Australia can respond to BRI's presence, as one of the main foreign policy agendas under the Malcolm Turnbull Government, given that Australia is currently in a vacillating position between siding with China as the main economic partner and the United States as the main security partner who have a controversial relation with each other. This thesis aims to see how the consideration and formulation of Australia's optimal foreign policy response to BRI are influenced by domestic and external factors using the lens of Neoclassical Realism. So in the end, Australia decided not to be fully involved in the multilateral cooperation of BRI but only limited for the signing of a special MOU between Australian companies and BRI infrastructure projects in third-party countries, and also sought to expand its security relations into the regional security context.

Kata Kunci : Australia, Belt and Road Initiative, Dilema, Realisme Neoklasik, Malcolm Turnbull